Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jepang Diramal Bakal Krisis Ekonomi pada 2020

Kompas.com - 27/09/2013, 19:52 WIB

TOKYO, KOMPAS.com — Mantan penasihat ekonomi George Soros, Takeshi Fujimaki, meramal perekonomian Jepang akan memasuki krisis pada 2020, meskipun pemerintah telah menaikkan pajak dan olimpiade dihelat di Jepang pada tahun tersebut.

Takeshi Fujimaki yang saat ini menjadi anggota parlemen Jepang menyatakan krisis adalah sesuatu yang tak terelakkan, yang akan terjadi di Jepang.

"Saya memutuskan untuk menjadi politisi karena saya melihat krisis finansial akan terjadi, entah dalam waktu dekat ini ataukah yang akan datang. Jumlah utang yang terus menggunung, dan saya pikir perekonomian Jepang tak akan mampu bertahan hingga 2020," ujarnya sebagaimana dikutip dari Bloomberg, Jumat (27/9/2013).

Hingga saat ini, yields (imbal hasil) obligasi Pemerintah Jepang melompat hingga 70 persen. Menurut Fujimaki, kondisi ini seperti yang pernah terjadi di Rusia pada 1998, ketika obligasi pemerintah negara itu mengalami gagal bayar atau default.

Yield obligasi Pemerintah Jepang adalah yang terendah di dunia pada 0,68 persen, dan biaya dana untuk melindungi utang dari default berada di posisi terendah dalam 4 bulan terakhir, yaitu 62 basis poin atau 0,62 persen.

Sebelumnya, PM Shinzo Abe dari Partai Demokratik Liberal pernah menunjukkan semacam skenario untuk mengantisipasi obligasi Pemerintah Jepang mengalami default melalui "X-Day Project".

Hingga saat ini, total utang Pemerintah Jepang mencapai 924,4 triliun yen (9,37 triliun dollar AS). Jumlah itu bisa menggelembung menjadi 1 kuadriliun yen, atau mencapai 2 kali produk domestik bruto. Untuk mengantisipasi memburuknya dampak utang, Abe berencana mengumumkan kenaikan pajak pada 1 Oktober.

"Tak dimungkiri, kita akan melihat sebuah kekacauan besar dan Partai Demokratik Liberal harus turun," ujarnya.

Sementara itu, bank sentral Jepang, Bank of Japan, menargetkan inflasi mencapai 2 persen dalam 2 tahun ke depan dengan cara membeli obligasi Pemerintah Jepang sebesar 7 triliun yen dalam sebulan. Kebijakan tersebut setidaknya mampu mendongkrak harga-harga barang konsumsi.

"Karena Bank of Japan membeli obligasi pemerintah dalam jumlah yang cukup banyak, prinsip pasar di negara ini tidak berjalan," lanjut Fujimaki.

Di sisi lain, IMF telah memperkirakan bahwa utang Jepang akan naik 245 persen dari PDB pada tahun ini. Jepang akan membelanjakan 22,2 triliun yen untuk membayar kewajibannya itu pada tahun fiskal 2013-2014, yang dimulai pada April.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Bloomberg
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com