Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1.200 CEO Hadiri KTT APEC Tahun Ini

Kompas.com - 30/09/2013, 13:08 WIB
Didik Purwanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu rangkaian kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Negara-Negara Kerjasama Asia Pasifik (APEC) di Bali, pada 5-9 Oktober mendatang, adalah penyelenggaraan APEC-CEO Summit, yang dihadiri oleh sekitar 1.200 CEO kelas dunia, atau hampir dua kali lipat dibanding saat penyelenggaraan APEC-CEO Summit di Rusia, tahun 2012 lalu.

Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi dan Pembangunan Firmanzah menilai, tingginya animo para pemimpin perusahaaan global pada CEO summit kali ini bukan hanya sebagai sinyal positif bagi penyelenggaraan APEC di Bali tetapi juga mencermikan daya tarik Indonesia sebagai penyelenggara KTT untuk kedua kalinya.

Para CEO perusahaan-perusahaan Asia Pasifik seperti General Electric, CNN, DHL, Sumitomo, Bloomberg, Fedex, dan sebagainya, kata Firmanzah, merupakan korporasi kelas dunia yang memainkan peran penting dalam lanskap bisnis dunia saat ini. Karena itu, tidak berlebihan jika tingginya minat pada penyelenggaraan APEC-CEO Summit kali ini juga menghadirkan ekspektasi yang tinggi bagi para peserta termasuk Indonesia.

“Sebagai kawasan yang menguasai 56 persen GDP (PPP) dunia atau mencapai 46,6 triliun dollar AS pada akhir 2012, pertemuan APEC-CEO summit pada KTT di Bali diharapkan mampu mendorong perdagangan dan investasi kawasan sebagai upaya pemulihan global sekaligus penopang pertumbuhan dunia,” ujar Firmanzah seperti dikutip dari laman Sekretariat Kabinet di Jakarta, Senin (30/9/2013).

Seperti halnya CEO Summit tahun lalu, menurut Firmanzah, APEC CEO Summit 2013 diharapkan dapat menghasilkan sejumlah keputusan strategis untuk terus mendorong penguatan kawasan Asia Pasifik di tengah gejolak industri keuangan global beberapa waktu terakhir.

Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia itu menyebutkan, APEC CEO Summit 2013 yang mengangkat tema “Towards Resilience and Growth: Reshaping for Global Economy” ini diagendakan membahas sejumlah program pembangunan kawasan dan peluang kerja sama yang dapat ditawarkan kepada swasta untuk mendorong penguatan kawasan.

Kerja sama dan kemitraan strategis pemerintah bersama swasta diharapkan dapat mendorong berbagai agenda pembangunan infrastuktur dan industri di kawasan Asia Pasifik. “Dialog antara pemerintah dan para CEO perusahaan global di Asia Pasifik merupakan langkah strategis dalam membahas dinamika ekonomi dunia dan lanskap bisnis global,” jelas Firmanzah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com