Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pabrik Toshiba di Indonesia Akan Ditutup?

Kompas.com - 30/09/2013, 18:37 WIB

TOKYO, KOMPAS.com — Penjualan TV Toshiba sangat memprihatinkan. Hal ini membuat CEO Toshiba Corp, Hisao Tanaka, Senin (30/9/2013), memutuskan akan menutup dua dari tiga pabriknya yang ada di luar Jepang. Tiga pabriknya ada di China, Polandia, dan Indonesia. Yang mana yang akan ditutup?

Sayangnya, Tanaka dalam konferensi persnya tidak mau menyebutkan yang mana yang akan ditutup, "Yang pasti kami akan menutup dua pabrik TV kami yang ada di luar Jepang," ungkapnya kepada pers.

Tiga pabrik akan dilebur hanya jadi satu pabrik TV saja, yang terletak di luar Jepang. Sebanyak 2.000 karyawannya yang ada di luar Jepang pun akan dikenai PHK. "Sampai saat ini kami masih mempertimbangkan lebih lanjut. Belum ada keputusan apa pun," tambahnya.

Pengurangan 2.000 karyawan berarti akan mengurangi beban biaya sekitar 20 miliar yen pada bidang biaya tetap (fixed cost) dari tahun fiskal 2013 sampai dengan 31 Maret 2015.
 
Namun, seorang sumber di Toshiba mengungkapkan kemungkinan pabrik TV yang di Indonesia akan menjadi basis pembuatan TV Toshiba di luar negeri. Adapun yang di China dan di Polandia akan ditutup oleh Toshiba.

Hal ini dilakukan karena pasar penjualan TV di Indonesia masih jauh lebih baik ketimbang dua negara lain tersebut. "Namun kita lihat saja nanti keputusan direksi ya," ungkap sumber itu lagi.

Penjualan TV Toshiba juga akan dihentikan, terutama yang berada di Amerika Latin. Saat ini TV Toshiba dijual di 100 negara di dunia. Toshiba pada masa mendatang hanya akan menjual TV di beberapa negara, seperti Jepang, negara lainnya di kawasan Asia, Timur Tengah, dan Afrika.

Perusahaan mengalami kerugian sekitar 50 miliar yen untuk bisnis penjualan televisi pada tahun fiskal 2012 atau per 31 Maret 2013. Untuk itu, Tanaka berusaha menjadikan penjualan TV Toshiba meningkat dengan cara penutupan pabrik dan pengurangan tenaga kerja sehingga laporan perusahaan per 31 Maret 2014 bisa memperoleh angka positif kembali.

Catatan neraca konsolidasi dari Toshiba Corp, yang didirikan pada tanggal 25 Juni 1904 itu, kini menunjukkan penjualan kotor sekitar 5,8 triliun yen, dengan keuntungan bersih 77,5 miliar yen. Sahamnya kini diperdagangkan sekitar 450 yen per lembar.

Sekitar pukul 15.30 waktu setempat setelah pengumuman pengurangan tenaga kerja dan penutupan pabrik, saham Toshiba turun dan ditutup menjadi 440 yen per lembar saham.

Sejauh ini, belum ada pernyataan resmi dari Toshiba Indonesia terkait rencana penutupan pabrik tersebut. (Richard Susilo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Whats New
Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Whats New
Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Whats New
Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Whats New
Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Whats New
Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Whats New
Emiten Penyedia Infrastruktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Emiten Penyedia Infrastruktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Whats New
InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

Whats New
KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

Whats New
BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

Whats New
Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak 'Tenant' Donasi ke Panti Asuhan

Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak "Tenant" Donasi ke Panti Asuhan

Whats New
Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Whats New
Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Whats New
BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com