Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembangunan Infrastruktur Diperjuangkan di APEC

Kompas.com - 01/10/2013, 09:32 WIB

NUSA DUA, KOMPAS.com — Ada beberapa agenda penting dalam Pertemuan Tingkat Pejabat Tinggi Forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC), Senin (30/9/2013). Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu poin dalam konektivitas APEC.

Pemerintah optimistis isu ini akan diterima dan dengan mulus masuk dalam pernyataan para pemimpin APEC. ”Kementerian Luar Negeri sepanjang tahun telah bekerja untuk membuat program tahun jamak pembangunan infrastruktur dan investasi,” ujar Deny W Kurnia, Direktur APEC dan Organisasi Internasional Lain Kementerian Perdagangan, di Nusa Dua, Bali, Senin.

Hal penting lain adalah mendorong pernyataan tentang sistem perdagangan multilateral dan mendukung pertemuan menteri-menteri Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). ”APEC memiliki kekuatan besar di WTO. Jadi, diharapkan pertemuan ini akan memberikan bobot lebih pada pertemuan WTO mendatang,” kata Deny.

Terkait APEC, perusahaan pemeringkat Moody’s Investors Service menyatakan bahwa APEC tengah menghadapi beberapa tantangan seiring dengan terjadinya krisis finansial global. Pada saat yang sama terlihat bahwa secara umum tingkat kepercayaan terus naik sehingga menunjukkan ketahanan dan stabilitas. Kesimpulan ini diambil Moody’s dalam laporan terbaru berjudul ”APEC dan Tantangan Ekonomi Global”.

Pemulihan ekonomi yang lamban di negara-negara dengan ekonomi maju, dengan mengacu pada krisis di Eropa dan pertumbuhan rendah di AS, menghambat permintaan ekspor di kawasan Asia Pasifik. Padahal, ekspor merupakan kunci laba perusahaan dan membuka banyak sekali lapangan kerja serta meningkatkan pendapatan dan pertumbuhan ekonomi. Akibat pelemahan permintaan ekspor, Moody’s tidak berharap ada krisis neraca pembayaran di kawasan Asia Pasifik.

Di sisi lain, Moody’s mengamati bahwa setelah terjadi krisis finansial global pada September 2008, peringkat ekonomi anggota APEC masih tetap stabil dan kuat. Kekuatan ini, antara lain, terjadi karena APEC yang mempromosikan investasi serta perdagangan yang bebas dan terbuka selama 25 tahun keberadaan forum tersebut.

”Bagi Indonesia, APEC merupakan kawasan ekonomi yang penting sehingga kita usahakan untuk terus menjaga agar ekspor kita tidak turun,” kata Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi, seperti dikutip Antara, beberapa waktu lalu.

Bayu mengatakan, ekspor Indonesia ke kawasan APEC mencapai 140 miliar dollar AS pada 2012 atau mencapai 69,8 persen dari seluruh total ekspor Indonesia ke luar negeri. ”Meski demikian, kita masih defisit 7 miliar dollar AS. Hal tersebut merupakan fakta yang harus kita cermati,” ujar Bayu. Bayu menjelaskan, 55-60 persen ekonomi dunia berputar pada APEC yang menyumbangkan 33 triliun dollar sampai 35 triliun dollar AS dari total pendapatan domestik bruto dunia per tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber KOMPAS
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com