Namun, menurut Corporate Secretary Lion Air Ade Simanjuntak, yang dihubungi Kompas.com, saat ini pihak Lion Air masih menyelidiki penyebab pasti AC yang tidak optimal pada pesawat JT775, yang terjadi pada Senin (30/9/2013).
Ia juga mengatakan, meskipun udara dalam kabin terasa panas, hal itu tidak bisa dijadikan alasan bagi para penumpang membuka paksa pintu darurat pesawat, terutama saat pesawat sudah bergerak mundur.
“Sistem pendingin dalam pesawat akan semakin dingin dan optimal bila pesawat sudah take off,” kata Ade melalui surat elektronik yang diterima Kompas.com, Selasa (1/10/2013).
Ia menjelaskan, pesawat membutuhkan 100 persen daya dari mesin untuk tenaga dorong pada saat di darat lalu tinggal landas.
"Pesawat itu tidak ada kerusakan, hanya mereka lalai tidak melakukan charging pendingin ruangan pesawat," ujar Panggabean, Senin (30/9/2013) malam.
Menurut Panggabean, pihaknya telah memperingatkan Lion Air untuk tidak memaksakan penerbangan.
Pihak bandara sebelumnya telah berkomunikasi dengan Lion Air perihal permintaan pengisian pendinginan udara dalam pesawat.
Permintaan itu sudah disampaikan oleh teknisi engine Lion Air ke bagian keuangannya. Namun, dengan alasan mau mengirit, permintaan tersebut tidak disetujui (baca: Lion Air Tolak Isi Pendingin Udara demi Pengiritan).