Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Bisa Terkerek Regional

Kompas.com - 03/10/2013, 07:20 WIB
Robertus Benny Dwi Koestanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Tekanan diproyeksikan tetap menggelayuti pergerakan nilai tukar rupiah pada perdagangan Kamis (3/10/2013). Namun, pergerakan sejumlah mata uang di kawasan regional, khususnya yen, yang cenderung naik atas dollar AS diharapkan dapat menarik penguatan rupiah.

Pelemahan nilai tukar dollar AS setelah terjadinya partial shutdown ekonomi AS yang tidak diketahui hingga kapan penyelesaiannya dimanfaatkan mata uang lawannya.

Merujuk data riset Trust Securities, hal itu terjadi pada yen yang bergerak menguat sehingga memberikan imbas pada penguatan lanjutan rupiah. Di sisi lain, meski euro juga melemah terhadap yen seiring spekulasi akan adanya tambahan stimulus ke sistem perbankan zona euro. Namun, masih dapat terapresiasi dibandingkan dollar AS.

Rupiah masih bertahan menguat melampaui target resisten di Rp 11.585 per dollar AS. Rupiah hari ini diproyeksikan bergerak di rentang Rp 11.589-11.557 (kurs tengah BI).

Dollar AS kembali anjlok tajam terhadap mata uang utama setelah data produksi (ADP) AS yang menunjukkan kemampuan sektor swasta AS menciptakan lapangan kerja lebih rendah dari perkiraan.

Menurut riset Monex Investindo Futures, dollar AS sebelumnya telah tertekan akibat ditutupnya sebagian kantor pemerintahan AS yang dapat mempengaruhi perekonomian sehingga muncul spekulasi Federal Reserve akan mengurungkan niat untuk melakukan stimulus moneter pada tahun ini.

Data ADP yang dirilis lebih rendah dari perkiraan seakan semakin mengkonfirmasi hal tersebut, sehingga dollar terus tertekan. Berdasarkan laporan ADP, sektor swasta AS menciptakan lapakan kerja sebanyak 166.000 pada bulan September, lebih rendah dari prediksi para ekonom sebesar 177.000 lapangan pekerjaan.

ADP juga merevisi turun angka pada bulan Agustus dari sebelumnya sebesar 176.000 menjadi 159.000. Data ADP biasanya dipakai sebagai tolak ukur untuk melihat data jumlah tenaga kerja dari Departemen Tenaga Kerja AS, namun karena belum ada kepastian apakah Departemen Tenaga Kerja akan merilis data tersebut, data ADP menjadi lebih diperhatikan oleh para investor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Whats New
Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Whats New
Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Whats New
Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Whats New
Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Whats New
Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Whats New
Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

Whats New
Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Whats New
Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Whats New
Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com