Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pabrik Pesawat AS Terancam Tutup karena "Shutdown"

Kompas.com - 04/10/2013, 08:56 WIB


WASHINGTON, KOMPAS.com
— Aktivitas pemerintahan Amerika Serikat (AS) masih sunyi senyap. Kebuntuan antara dua kubu politik masih memperpanjang periode penghentian pemerintahan AS alias shutdown.

Korban pertama penghentian Pemerintah AS adalah 800.000 pegawai negeri AS yang cuti sementara lantaran pemerintah tidak memiliki anggaran operasional. Korban kini meluas ke pegawai swasta, khususnya industri penerbangan.

Coba dengar keluhan bos Boeing Co dan United Technologies Corp. Kedua petinggi raksasa manufaktur AS ini mewanti-wanti agar pemerintah segera mengakhiri masa ini. Alasannya, operasional dua pabrik ini sangat bergantung terhadap layanan pemerintahan. Boeing dan United mengungkap, inspeksi dan persetujuan pemerintah terhadap produk yang mereka racik adalah bentuk ketergantungan mereka terhadap layanan pemerintah.

Dua pabrik ini juga mengatakan, jika kebekuan pemerintah ini diperpanjang hingga pekan depan, mereka bakal merumahkan buruh. Administrasi Penerbangan Negara atau Federal Aviation Administration (FAA) memprediksi peristiwa ini bakal merumahkan sekitar 15.500 dari total 46.000 buruh sektor penerbangan AS.

Penutupan pabrik

United menghitung, sekitar 2.000 buruh berpotensi menjadi korban cuti sementara mulai Senin (14/10/2013). Manajemen United bilang, jumlah buruh yang dirumahkan bakal bertambah menjadi 5.000 orang jika kebekuan Pemerintah AS ini berlangsung lebih dari sepekan. Perusahaan perakit helikopter dan jet kepada militer AS ini menyebutkan, buruh yang bakal cuti sementara adalah mereka yang bekerja di anak usaha Sikorsky Aircraft. Unit bisnis ini merakit helikopter militer jenis Black Hawk.

Buruh pabrik Sikorsky di Stratford, Connecticut, West Palm Beach, Florida, dan Alabama akan menjadi korban cuti sementara. Anak usaha United yang lain, yakni The Pratt & Whitney and Aerospace Systems, juga akan berhenti beroperasi jika shutdown berlanjut di pekan depan. Nasib sama membayangi buruh Boeing. Produsen pesawat komersial ini bilang, pihaknya menderita kerugian besar.

Cuti para pegawai Pemerintah AS yang bertugas untuk memverifikasi komponen produk Boeing. Boeing bilang, proses verfikasi produk yang tertunda memicu keterlambatan Boeing dalam mengirimkan pesanan pesawat. Misalnya saja produksi Boeing 787 Dreamliner. Produksi produk baru Boeing 787-9 juga berpotensi terjadi.

Pabrik Boeing yang terpaksa tutup adalah pabrik di Charleston Utara dan Carolina Selatan. "Kami berupaya tetap mengirimkan pesanan sesuai jadwal awal, khususnya model lama yang sudah mendapat izin produk," ujar Juru Bicara Boeing, John Dern, kemarin.

Sekadar menyegarkan ingatan, penghentian Pemerintah AS ini terjadi per 1 Oktober lalu. Hal ini terjadi lantaran Kongres AS menolak mentah-mentah proposal anggaran Obama untuk tahun fiskal 2014. (Dessy Rosalina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Whats New
Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Whats New
Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Whats New
Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Whats New
Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Whats New
Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Whats New
OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

Whats New
Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Whats New
Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Whats New
Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Whats New
Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Whats New
Penempatan di IKN, Pemerintah Buka Formasi 14.114 CPNS dan 57.529 PPPK

Penempatan di IKN, Pemerintah Buka Formasi 14.114 CPNS dan 57.529 PPPK

Whats New
Daftar 8 Instansi yang Buka Lowongan CPNS 2024 Lewat Sekolah Kedinasan

Daftar 8 Instansi yang Buka Lowongan CPNS 2024 Lewat Sekolah Kedinasan

Whats New
Harga Emas Terbaru 4 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 4 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Mendag Sebut Rumah Potong Hewan Wajib Punya Sertifikat Halal Oktober 2024

Mendag Sebut Rumah Potong Hewan Wajib Punya Sertifikat Halal Oktober 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com