Gubernur BI Agus Martowardojo menjelaskan, nilai tukar rupiah hingga kuartal III-2013 ini mengalani depresiasi sejalan dengan fundamentalnya.
"Seperti halnya pelemahan mata uang negara-negara di kawasan Asia, depresiasi nilai tukar rupiah terutama dipengaruhi penyesuaian kepemilikan nonresiden di aset keuangan domestik dipicu sentimen terkait pengurangan (tapering off) stimulus moneter oleh the Fed," kata Agus saat konferensi pers di Gedung BI Jakarta, Selasa (8/10/2013).
Dari sisi fundamental, tekanan depresiasi rupiah lebih besar dengan relatif tingginya defisit transaksi berjalan di Indonesia. Pada akhir kuartal III-2013, tekanan rupiah berkurang sejalan dengan membaiknya kinerja inflasi dan neraca perdagangan serta sentimen positif penundaan tapering off oleh the Fed.
Di sisi lain, keyakinan pasar valas semakin pulih dengan permintaan dan penawaran yang semakin aktif dan berimbang dalam membentuk nilai tukar rupiah di pasar.
"Kami memandang bahwa perkembangan nilai tukar pada saat ini menggambarkan kondisi fundamental perekonomian Indonesia," tambahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.