Gubernur BI Agus Martowardojo mengakui bahwa kredit perbankan mengalami perlambatan. BI juga terus memantau perkembangan pertumbuhan kredit, baik dari kualitas, likuiditas, kecukupan modal, hingga praktik kehati-hatian penyaluran kredit perbankan.
"Kalau kita perkirakan, pertumbuhan kredit pada akhir tahun 20 persen. Kalau sekarang (Agustus 2013), 22,2 persen. Tahun depan kita lihat ada di kisaran itu," kata Agus saat konferensi pers di Gedung BI Jakarta, Selasa (8/10/2013).
Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah menambahkan, perlambatan kredit terjadi karena depresiasi rupiah yang sudah 18-19 persen (YTD). Kondisi ini menyebabkan penurunan penyaluran kredit perbankan yang mencapai 2,8 persen.
"Jadi kalau kredit (Agustus) tumbuh 22,2 persen, sementara kredit karena depresiasi rupiah menurun sebesar 2,8 persen, maka pertumbuhan kredit kita termoderasi sampai 20 persen. Sampai akhir tahun, pertumbuhan kredit kita juga mungkin sekitar itu," tambah Halim.
Penyebab lain dari penurunan penyaluran kredit perbankan ini karena kenaikan suku bunga acuan BI (BI Rate) yang sudah mencapai 7,25 persen. Imbasnya, bunga kredit perbankan juga mengalami kenaikan secara beragam.
"Tapi jangan khawatir, kredit tetap akan kuat tapi tidak terlalu tinggi. Ini masih sesuai dengan kebutuhan ekonomi kita," ungkapnya.
BI juga menjelaskan bahwa rasio kecukupan modal tetap tinggi, yaitu mencapai 17,89 persen atau jauh di atas ketentuan minimum 8 persen. Adapun rasio kredit bermasalah tetap terjaga rendah sebesar 1,99 persen pada bulan Agustus 2013.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.