Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Organda Pertanyakan Kebijakan Mobil Murah

Kompas.com - 09/10/2013, 13:03 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum DPP Organda Eka Sari Lorena mengaku bingung dengan istilah mobil murah ramah lingkungan (LCGC). Menurutnya, tidak ada di dunia ini konsep mobil murah, dan baru ada di Indonesia. "LCGC, saya masih bingung LCGC mksudnya apa. Menurut saya low cost enggak ada. Green car ada tapi bahan bakarnya bukan BBM, tapi pakai hybrid atau listrik. Ini pemerintah bilang support ketahanan energi, kok LCGC pakai BBM subsdi," kata dia di Jakarta, Rabu (9/10/2013).

Lorena mengingatkan cadangan bahan bakar fosil Indonesia tidak lebih dari 12 tahun. Oleh karena itu ia melihat istilah mobil murah ramah lingkungan tidak tepat disandang oleh mobil-mobil keluaran sejumlah ATPM baru-baru ini. Menurutnya, istilah murah hanya sebatas pada pengurangan proses industri, dan pajak-pajak yang harusnya dikenakan pada produk tersebut. Lagi-lagi ini menguatkan keheranannya dengan istilah mobil murah.

"Biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk subsidi BBM sangat besar sampai Rp 220 triliun, ditambah negara kehilangan PPnBM yang dilepaskan dari mobil itu," kata dia.

Di sisi lain, pemerintah dalam hal ini Menteri Perindustrian, MS Hidayat beberapa waktu lalu mengatakan investasi yang masuk dengan kebijakan tersebut lumayan besar. Namun, ini pun dibantah oleh Lorena. "Kalau dihitung income-nya dengan mobil ini Rp 32 triliun, kerugiannya Rp bisa sampai Rp 70 triliun. Jadi artinya negara nombok. Ini di mana murahnya buat negara," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com