Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tertinggi, Return Reksa Dana Campuran

Kompas.com - 11/10/2013, 08:44 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kinerja reksadana campuran sepanjang 2013 tercatat paling moncer. Mengutip data PT Infovesta Utama, rata-rata return reksadana campuran yang ditunjukkan oleh Infovesta Balanced Fund Index secara year to date hingga 9 Oktober 2013 mencapai 1,47 persen.

Return tersebut mampu mengalahkan rata-rata return reksadana saham atau Infovesta Equity Fund Index yang hanya 0,82 persen. Reksadana campuran juga unggul ketimbang rata-rata return reksadana pendapatan tetap atau Infovesta Fixed Income Fund Index yang tercatat minus 3,81 persen, apalagi Infovesta Government Bond Index yang tercatat minus 5,78 persen.

Analis InfovestaUtama Vilia Wati mengatakan, kinerja reksadana campuran ditopang oleh alokasi penempatan portofolio pada efek saham yang dilakukan awal tahun hingga Mei 2013. Saat itu, kinerja bursa saham naik cukup kencang sehingga reksadana campuran mampu mencetak return mengalahkan reksadana pendapatan tetap.

Sementara itu, semenjak periode Juni hingga Agustus, alokasi portofolio efek obligasi yang terdapat dalam aset dasar reksadana campuran mampu menahan anjloknya pasar saham. Alhasil, return reksadana campuran tidak seburuk reksadana saham.

Vilia mengatakan, pada periode Juni hingga Agustus 2013, bursa saham dan obligasi mengalami koreksi. "Kendati demikian, koreksi yang terjadi pada efek obligasi tidak sedalam yang terjadi pada bursa saham, sehingga kinerja reksadana campuran masih lebih baik ketimbang saham," terang Vilia, Kamis (10/10/2013).

Vilia memperkirakan, rata-rata return reksadana campuran bisa berada di kisaran 3% hingga 6% hingga akhir tahun. Kenaikan kinerja tersebut akan didorong oleh membaiknya beberapa indikator ekonomi dalam negeri, seperti neraca perdagangan, cadangan devisa serta inflasi yang mulai melambat. "Kondisi tersebut dapat menjadi katalis positif untuk pergerakan bursa saham dan obligasi yang menjadi aset dasar reksadana campuran," ujar dia.

Sejumlah produk reksadana campuran secara year to date bahkan mampu mengalahkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang tercatat 3,26%.

Pratama Berimbang, misalnya, mencatat return 26,73 persen sekaligus menjadikannya jawara di jajaran produk reksadana campuran. Sedangkan di posisi kedua ditempati oleh reksadana Kresna Flexima milik PT Kresna Asset Management dengan return 24,08 persen.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan per akhir September, reksadana Pratama Berimbang memiliki dana kelolaan Rp 34,29 miliar. Sedangkan, Kresna Flexima mencatat dana kelolaan Rp 85,82 miliar.

SAM Syariah Berimbang juga memberikan return positif sebesar 9,87 persen pada periode yang sama. Produk ini mencatat dana kelolaan Rp 404 miliar. Produk milik PT Samuel Aset Manajemen (SAM) ini memiliki kebijakan investasi bisa memutar sekitar 5 persen hingga 75 persen pada portofolio saham syariah, sekitar 5 persen hingga 75 persen pada sukuk atau obligasi syariah dan sisanya sekitar 2 persen hingga 75 persen pada pasar uang syariah.

"Saat ini, kami mengalokasikan sekitar 8,25 persen pada sukuk, sekitar 22,7 persen pada pasar uang dan sekitar 68,91 persen pada saham," ujar Agus Yanuar, Direktur Utama SAM.

Untuk aset saham, porsi terbesar SAM Syariah Berimbang menaruh duit di saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Semen Gresik Tbk dan PT Unilever Indonesia Tbk. (Wahyu Satriani)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Kontan
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com