"Sekarang Presiden ingin Kongres memastikan pemerintahan dapat dibuka kembali dan ancaman default akan dihapus," kata Juru bicara Gedung Putih Jay Carney, Rabu petang waktu setempat atau menjelang tengah malam waktu Indonesia. Amerika sudah mendekati titik kritis tidak akan bisa lagi memenuhi kewajiban dan membayar utang, bila tak ada kesepakatan di Kongres, per 17 Oktober 2013.
Sementara itu, gelombang kelegaan menyapu Gedung Putih pada prospek berakhirnya "shutdown" setelah masih ada ketidakpastian mengenai undang-undang yang dibutuhkan karena kubu konservatif tidak berminat membuat kompromi. Carney menolak berkomentar mengenai peluang bahwa terbitnya undang-undang akan tepat waktu untuk mencegah gagal bayar.
Carney juga menolak berkomentar bahwa kesepakatan kompromi yang dihasilkan Senat ini merupakan kemenangan Obama. "Tidak ada pemenang di sini. Sudah ada harga yang telah dibayar," tepis dia.
Layanan dijanjikan akan dibuka kembali, sebelum Rabu tengah malam waktu setempat.
Keputusan ini langsung mendorong laju Wall Street. Pemimpin Mayoritas Senat Harry Reid memuji kesepakatan yang sudah dicapai dengan kubu Republik, dengan menyebutnya sebagai "bersejarah". "Pada akhirnya perbedaan politik dikesampingkan," kata dia.Pertanyaan terbesar saat ini adalah apakah kesepakatan di Senat akan mendapat persetujuan bersama Senat dan DPR di Kongres, untuk bisa sampai ke meja Obama sebelum Rabu tengah malam. Bila kesepakatan tak segera tercapai, maka Amerika terancam gagal bayar atas utang dan tagihan negara.
Kedua kubu di Kongres harus bekerja cepat untuk meluncurkan UU, dengan meningkatnya kekhawatiran pemimpin Tea Party yang dipimpin Senator Ted Cruz dari Texas akan memblokir atau menunda kesepakatan demi mendesak reformasi atas UU Jaminan Kesehatan atau Obamacare.Namun, Cruz kepada wartawan mengatakan bahwa dia tak akan menjegal kesepakatan ini. Meski demikian, dia mengkritik Senat dengan menyebut mereka gagal mendengar keinginan orang Amerika yang meminta reformasi atas Obamacare.