Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Garuda Hanya Memberi 5 Kg Air Zamzam?

Kompas.com - 23/10/2013, 15:00 WIB


JEDAH, KOMPAS.com 
— Dalam pelaksanaan ibadah haji tahun 2013, mencuat satu pertanyaan dari jemaah haji Indonesia terkait air zamzam yang diberikan oleh maskapai Garuda kepada jemaah yang mereka angkut.

Jumlah air zamzam yang diberikan Garuda sedikit berbeda daripada yang diberikan oleh maskapai Saudi Airlines, yang juga mengangkut jemaah haji Indonesia. Garuda memberi tiap anggota jemaah 5 kg air zamzam. Garuda juga tidak mengizinkan anggota jemaah untuk membawa air zamzam lain selain yang diberikannya. Adapun Saudi memberi 10 kg air zamzam. Lalu mengapa muncul perbedaan tersebut?

Menurut Vice President Haji, VVIP, dan Carter Garuda Hady Syahrean, hal ini terkait dengan kapasitas angkut (payload) pesawat yang berbeda. Garuda mayoritas menggunakan pesawat Airbus A330. Adapun Saudi menggunakan pesawat yang lebih besar, yaitu B747-400. Hal itu juga terkait dengan keselamatan penerbangan.

Secara hitungan kasar, kapasitas angkut tiap pesawat bisa dijelaskan sebagai berikut.

Pesawat A330-300 punya kapasitas angkut maksimal 45.900 kg. Jika jumlah penumpang 360 orang dengan rata-rata berat badan 60 kg, barang bagasi 32 kg per orang, barang bawaan kabin 7 kg per orang, maka beratnya adalah 35.640 kg. Jika ditambah 5 kg air zamzam per orang, maka beban yang harus diangkut adalah 37.440 kg. Ada sisa dari kapasitas angkut 8.560 kg atau sekitar 19 persen sebagai cadangan.

Cadangan dari kapasitas ini untuk mengangkut barang-barang milik awak kabin, termasuk konsumsi untuk penumpang selama perjalanan.

Adapun pesawat B747-400 berdaya angkut 67.670 kg. Jika membawa penumpang sejumlah 455 orang dengan rata-rata berat badan 60 kg, barang bagasi 32 kg per orang, barang bawaan kabin 7 kg per orang, maka beratnya adalah 45.045 kg. Jika ditambah 10 kg air zamzam per orang, maka berat beban yang harus diangkut adalah 49.595 kg. Masih ada sisa sekitar 18.000 kg.

Pertimbangan inilah yang dipakai Garuda sehingga hanya memberi air zamzam seberat 5 kg tiap penumpang. Jika memberi air zamzam seberat 10 kg per penumpang, maka cadangan dari kapasitas untuk awak kabin dan konsumsi penumpang akan kurang.

Alasan Garuda memakai pesawat A330 yang lebih kecil daripada B747-400 terkait kesiapan bandara di Tanah Air. Landasan pacu di bandara yang menjadi tempat embarkasi haji tidak semuanya mampu didarati pesawat B747-400. Hanya ada empat bandara untuk embarkasi yang mampu, yaitu Bandara Halim Perdanakusuma (Jakarta), Juanda (Surabaya), Kualanamu (Medan), dan Hang Nadim (Batam).

Untuk embarkasi Jakarta, Garuda menggunakan B747-400, sementara embarkasi Medan dengan B777. Adapun embarkasi Surabaya dan Batam dilayani oleh maskapai Saudi Airlines.

Soal mengapa tiap penumpang tidak boleh membawa zamzam sendiri, hal itu  terkait dengan keselamatan penerbangan. Dikhawatirkan, kemasan zamzam yang dibawa penumpang tidak cukup baik sehingga akan pecah saat ditumpuk dengan barang-barang lain. Cairan tersebut bisa merembes ke luar tas dan kemudian membasahi kabel-kabel di pesawat. Akibatnya, bisa terjadi korsleting dan membahayakan penerbangan. (Gatot r/Angkasa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com