"Kalau bicara listrik enggak akan habis. Kalau tadi dibilang 7-9 persen pertambahannya, harus dicermati lagi (oleh PLN)," kata Sekretaris KEN Aviliani di kantor pusat PLN, Jakarta, Senin (28/10/2013).
Aviliani mengatakan, sektor properti menunjukkan trend peningkatan signifikan didorong regulasi baru yang mengizinkan orang asing memiliki properti di Indonesia. Sedangkan sektor infrastruktur juga akan tumbuh seiring dengan perluasan pembangunan ekonomi di luar Jawa.
Dari studi McKinsey ia menyebutkan, pembangunan di Sulawesi, Sumatera, dan Kalimantan akan mencapai 7 persen. Sementara Jawa, mulai mengalami stagnasi di level 5 persen. "Akan ada pertambahan di luar Jawa, infastruktur, jalan, listrik. Di KP3EI ada permintaan pembangunan smelter. Ini karena seiring dengan kebijakan pemerintah dimana tambang tak boleh lagi diekspor mentah. Maka perlu smelter, perlu listrik," jelasnya.
Berikutnya ia menuturkan, sektor perdagangan, hotel dan restoran juga semakin tumbuh. Aviliani mengatakan, kebutuhan listrik untuk sektor tersebut harus dikalkulasi dengan tepat. Pertambahan jumlah kelas menengah yang sebesar 50 juta jiwa, menyebabkan perubahan gaya hidup. Pada akhirnya sektor-sektor seperti perdagangan, hotel dan restoran juga semakin menggeliat.
"Terakhir adalah sektor finansial, keuangan. Bisnis IT akan berkembang pesat. 70 persen masyarakat khususnya yang 50 juta orang tadi ditempatkan di sektor ini. Kebutuhan pertambahan listrik tidak cukup 7 persen, tapi dobel digit," ucap Komisaris Independen Bank Rakyat Indonesia (BRI) ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.