Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY: Tingkatkan Stok Pangan, Bukan Impor

Kompas.com - 29/10/2013, 13:28 WIB
Sandro Gatra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berharap stok pangan ditingkatkan untuk menghadapi perubahan iklim dan gejolak pasar pangan dunia. Pemerintah akan menyusun aksi untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pangan, bukan dengan impor.

Hal itu dikatakan Presiden SBY saat membuka rapat koordinasi membahas soal pangan di Balai Sidang Bung Hatta, Istana Bung Hatta, Bukittinggi, Sumatera Barat, Selasa ( 29/10/2013 ), seperti dikutip situs resmi Presiden.

Rakor dihadiri sejumlah menteri, kepala daerah, dan jajaran pemerintah terkait. Rakor itu digelar berkaitan dengan puncak peringatan Hari Pangan Sedunia yang digelar di Padang pada Kamis (31/10/2013).

"Mari kita gunakan kesempatan ini untuk bersama menyusun rencana aksi yang sekaligus harus kita jalankan. Sekarang meski cukup, karena kebutuhan beras meningkat dengan tajam, ditambah gangguan perubahan iklim dan gejolak pasar beras, serta pengaruh eksportir beras dunia, kita butuh kecukupan stok beras yang besar," kata Presiden.

Presiden berharap keputusan rapat di Bukittinggi bisa mengantisipasi kondisi pangan hingga tahun depan. Jumlah penduduk yang mendekati 250 juta jiwa membuat kebutuhan pangan meningkat. Dengan demikian, peningkatan produksi pangan sebuah keharusan.

"Ini urusan produksi dan konsumsi, meski ada sirkulasi dan ketidakstabilan nilai tukar, namun intinya adalah urusan supply dan demand. Makin baik supply , maka harga akan stabil," kata Presiden.

Sejumlah komoditas yang diharapkan bisa meningkatkan produktivitasnya, yakni beras, gula, jagung, daging sapi, dan kedelai ataupun produk turunannya.

Seperti diberitakan, masalah pangan kerap dikeluhkan masyarakat lantaran harganya yang terus melonjak. Beberapa komoditas yang sempat dikeluhkan seperti kedelai dan daging sapi.

Hasil survei Pol-Tracking terhadap kinerja empat tahun pemerintahah SBY-Boediono, publik paling banyak mengeluhkan masalah ekonomi, khususnya terkait harga bahan pokok. Sebanyak 71 persen responden mengaku tidak puas dengan kinerja pemerintah di bidang ekonomi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com