Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
ADVERTORIAL

Kemnakertrans Buka Sejuta Hektar Lahan Kedelai di Kawasan Transmigrasi

Kompas.com - 30/10/2013, 11:18 WIB
advertorial

Penulis

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi merencanakan pembukaan satu juta hektare (Ha) lahan di kawasan transmigrasi untuk ditanami kedelai secara bertahap selama tiga tahun yang tersebar di 26 provinsi di Indonesia.

Pembukaan lahan kedelai Kawasan transmigrasi dilakukan agar target produksi kedelai sebesar 1,5 juta  ton selama  3 tahun tercapai dan bisa mengurangi ketergantungan impor kedelai.

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar mengatakan upaya menggenjot produksi kedelai nasional melalui program Upaya Khusus Pengembangan Kawasan Transmigrasi Untuk Swasembada Kedele (Upsus Bangkit Kedele).

“Potensi lahan yang luas dan ketersediaan tenaga kerja di kawasan transmigrasi harus dimanfaatkan untuk mendukung peningkatan produksi kedelai nasilonal, “kata Menakertrans Muhaimin Iskandar di Jakarta pada Selasa ( 29/10) seusai menghadiri Rapat Kabinet Terbatas Ketahanan Pangan di Bukit Tinggi,  29 Oktober 2013.

Dalam Rapat Kabinet Terbatas yang dipimpin langsung oleh Presiden RI Soesilo Bambang Yudhoyono ini, Muhaimin mengatakan pengembangan transmigrasi memang dirancang untuk perluasan areal pertanian di luar pulau jawa menuju ketahanan pangan, termasuk produksi kedelai nasional.

“Kawasan  transmigrasi dipilih  karena ketersediaan lahan dan sumber daya manusia yang sangat potensial untuk pengembangan produksi kedelai. Kemnakertrans dan Kementerian Pertanian akan memulai gerakan bersama ini pada Musim Tanam 2013/2014 seluas 155.000 ha dengan targer produksi sebanyak 225.000 Ton,”kata Muhaimin.

Selanjutnya, kata Muhaimin pada tahun 2014 dan 2015 akan dibuka lahan kedelai seluas 400.000 Ha dengan target produksi sebanyak 600.000 Ton dan 450 Ha target produksi sebanyak 675.000 Ton.

Muhaimin mengatakan uji coba penanaman kedelai di lahan transmigrasi telah dilakukan pada sekitar 10 ribu ha lahan transmigrasi.Dari jumlah tersebut, sekitar 1.000 ha berhasil membuahkan kedelai unggul.

“ Kita optimis program ini akan berhasil meningkatkan produksi kedelai nasional secara drastis. Kerjasama dan koordinasi telah dilakukan dengan berbagai pihak dengan pola pendekatan Gerakan bersifat bisnis, “kata Muhaimin.

Kerjasama dan koordinasi untuk meningkatkan produksi kedelai ini dilakukan dengan lintas kementerian, Pemda, dunia usaha, perbankan, Bulog, Gakopti, Inkopti, inportir dan organisasi bisnis serta petani untuk bersama sama melakukan kegiatan ini.

Muhaimin mengakui  masih terdapat kelemahan dalam mengelola wilayah transrnigrasi. Kendala antara lain  kesiapan petani merighadapi anomali cuaca, dukungan teknologi, pemasaran paska panen, dan akses modal.

“Untuk melakukan Upsus Bangkit Kedele ini perlu dukungan dari berbagai pihak mulai dari budidaya berupa penyiapan dan alokasi benih, pupuk, obat-obatan sampai pemasaran hasil melaui jaminan harga dan pembelian oleh Bulog,”kata Muhaimin.

Sedangkan Untuk Sistem Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan Upsus Bangkit Kedele kami sepakat akan menggunakan system informasi terpadu yang sudah dikembangkan oleh Kementerian Pertanian. (adv)

Pusat Humas Kemnakertrans

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Gejolak Global, Erick Thohir Telepon Direksi BUMN, Minta Susun Strategi

Ada Gejolak Global, Erick Thohir Telepon Direksi BUMN, Minta Susun Strategi

Whats New
Inflasi Medis Kerek Harga Premi Asuransi Kesehatan hingga 20 Persen

Inflasi Medis Kerek Harga Premi Asuransi Kesehatan hingga 20 Persen

Whats New
Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Whats New
Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Whats New
Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Whats New
Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Work Smart
Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Earn Smart
Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Whats New
Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Earn Smart
Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Earn Smart
Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Whats New
Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Work Smart
Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Whats New
IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

Whats New
Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com