Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Makin Tergantung Aspal Impor

Kompas.com - 04/11/2013, 15:01 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembangunan jalan di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun dan membutuhkan material jalan yang lebih besar.

Kebutuhan aspal 5 tahun terakhir sekitar 1,2 juta ton per tahun. Aspal yang dibutuhkan akan semakin meningkat dimasa mendatang, mengingat program pembangunan infrastruktur semakin banyak.

"Mengingat produksi aspal dalam negeri yang hanya sekitar 400 ribu ton per tahun, kita harus mengimpor sisa kebutuhan tersebut dari luar," ujar Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak, Senin (4/11/2013).

Hermanto menyatakan, terdapat beberapa isu mengenai aspal yang terdapat di Indonesia, seperti permasalahan kualitas aspal, hingga harga aspal yang tidak menentu. Masalah kelangkaan aspal yang terjadi beberapa tahun yang lalu, menurut Hermanto, menyebabkan terhambatnya penyelesaian proyek-proyek jalan.

"Besarnya potensi aspal alam di Indonesia yaitu Asbuton, yang akan mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap aspal impor," ujarnya.

Dengan melemahnya nilai rupiah, Hermanto menyebutkan material utama konstruksi  lainnya seperti aspal dan besi baja yang masih diimpor akan mempengaruhi biaya konstruksi.

“Pengaruh melemahnya rupiah ada, dalam arti ada komponen material dari luar. Nah besi baja ini yang masih banyak impor juga, terutama yang high strength steel," jelas Hermanto.

Kendati begitu, Hermanto mengungkapkan tidak akan ada penyesuaian pada kontrak konstruksi yang sedang berjalan. Dia berharap para penyelenggara proyek konstruksi dapat melakukan optimasi dan efisiensi dalam menghadapi peningkatan biaya tersebut.

“Sampai sekarang kita tidak ada penyesuaian lah. Ini pinter-pinternya yang melaksanakan di lapangan melakukan optimasi dan efisiensi,” jelas Hermanto. (Adiatmaputra Fajar Pratama)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com