Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bankir: BPS Terlalu "Low Profile"

Kompas.com - 06/11/2013, 18:53 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) dinilai low profile atau kurang mencerminkan kondisi yang sesungguhnya dalam mempublikasi angka pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Bankir yang juga pembina BCA Learning Centre, Cyrillus Harinowo berpendapat BPS selalu mematok angka pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih rendah dibandingkan keadaan riil yang terjadi.

Ia membandingkan dengan negara-negara lain yang berlaku sebaliknya. "BPS agak low profile. Angkanya selalu dipatok lebih rendah. Ini agak berbeda dengan dua negara lain seperti India dan China. PDB (produk domestik bruto) mereka lebih tinggi dari keadaan riilnya. Seorang dekan di Beijing bilang China 5 persen, aslinya 8 sampai 9 persen. " kata Harinowo di Menara BCA, Rabu (6/11/2013).

Adapun BPS, lanjut Harinowo, melaporkan PDB Indonesia berada pada posisi sekitar 6 persen. Padahal angka asli menurutnya bisa lebih tinggi dari itu dan percepatan ekonomi Indonesia menurutnya sangat tinggi.

"Saya sering melihat ada semacam perbedaan. Proyeksi penjualan yang dipatok harusnya bisa lebih tinggi," ujarnya.

Sebagai bukti, pada tahun 2000, pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup signifikan, dan mampu menyumbang 27 persen pertumbuhan PDB seluruh ASEAN. Angka itu meningkat menjadi 40 persen di tahun 2011.

"Bisa 49 persen di tahun 2017. Indonesia bisa mencapai 55 persen di tahun 2020," jelasnya.

Seperti diberitakan, hari ini BPS mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada akhir kuartal III-2013 sebesar 5,62 persen. Level tersebut mendekati yang terendah dalam 4 tahun terakhir ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com