Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investor Khawatir, Wall Street Melorot

Kompas.com - 08/11/2013, 07:23 WIB


NEW YORK, KOMPAS.com -
Saham-saham di Wall Street berakhir di zona merah pada Kamis (7/11/2013) waktu setempat (Jumat pagi WIB), seiring dengan kekhawatiran bank sentral AS atau The Federal Reserve akan memangkas stimulus lebih cepat dari yang diharapkan.

Indeks Dow Jones Industrial Average kehilangan 152,90 poin (0,97 persen) menjadi ditutup pada 15.593,98.

Indeks S&P 500 berkurang 23,34 poin (1,32 persen) menjadi 1.747,15, sementara indeks komposit teknologi Nasdaq merosot 74,61 poin (1,90 persen) ke posisi 3.857,33.

Departemen Perdagangan AS mengatakan ekonomi AS tumbuh pada tingkat tahunan sebesar 2,8 persen pada kuartal ketiga, jauh di atas perkiraan para analis yang hanya 1,9 persen.

Analis mengatakan pertumbuhan yang kuat itu menutupi kelemahan dalam belanja konsumen dan bidang lainnya.

"Namun demikian, pasar sedang melihat itu sebagai angka yang kuat," kata David Levy, manajer portofolio di Kenjol Capital Management.

Ia mengatakan, pasar ingin tahu apakah laporan PDB tersebut akan mendorong Federal Reserve untuk memajukan jadwal mengurangi program pembelian obligasinya.

Kerugian Kamis datang menjelang laporan bulanan pekerjaan AS pada Jumat waktu setempat.

"Harapan untuk pertumbuhan pekerjaan rendah, tetapi laporan yang baik mengejutkan bisa mendorong pengurangan stimulsu The Fed datang lebih cepat," kata para analis .

Sementara saham Twitter yang resmi melantai langsung melompat lebih dari 72 persen di atas harga IPO 26 dollar AS.

Saham Twitter melonjak hingga mencapai 50 dollar AS sebelum berakhir menetap 44,90 dollar AS.

Adapun, saham Netflix kehilangan 2,6 persen meskipun mengumumkan kesepakatan dengan Marvel Walt Disney untuk membawa beberapa pertunjukkan superhero baru ke layanan streaming Internet TV. Saham Netflix telah meningkat lebih dari tiga kali lipat pada 2013.

Komponen Dow Disney jatuh 2,7 persen menjelang rilis hasil kuartal fiskal keempat. Setelah pasar ditutup raksasa hiburan itu beralih ke dalam laba bersih 1,39 miliar dolar AS, sedikit mengalahkan perkiraan.

Pembuat chip Qualcomm turun 3,8 persen setelah labanya sebesar 1,05 dollar AS per saham membuntuti harapan sebesar tiga sen.

Jaringan supermarket kelas atas Whole Food Market merosot 11,2 persen setelah memangkas proyeksi 2014 karena pertumbuhan penjualan yang lebih rendah. Perusahaan sekarang memperkirakan laba 1,65-1,69 dollar AS per saham, turun dari kisaran sebelumnya 1,69-1,72 dollar AS.

Jaringan toko serba ada yang sedang kesulitan JC Penney melonjak 5,6 persen setelah melaporkan bahwa penjualannya meningkat 0,9 persen pada Oktober. Sebuah pernyataan optimis dari perusahaan melaporkan "kemajuan signifikan" dalam menangani tantangan perusahaan.

Perusahaan pengeboran Transocean melonjak 7,0 persen setelah labanya sebesar 1,37 dollar AS per saham melebihi harapan sebesar 30 sen. Pendapatan naik hampir tujuh persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP/ANTARA
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Whats New
Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Work Smart
PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

Whats New
Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Whats New
Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com