Gita mengatakan negosiasi tersebut penting bagi Indonesia terkait rencana memasukkan tiga isu penting yang dikemas dalam Paket Bali. Adapun 3 hal yang ada dalam paket Bali tersebut ialah, perjanjian trader facilitation, perjanjian pertanian khususnya proposal dari negara G33, serta, paket pembangunan Less Developed Countries (LDCs/negara kurang maju).
“Negosiasi masih berlangsung, targetnya minggu ini selesai. Kalau selesai kita bisa mengeluarkan paket Bali. Tapi kalau tidak selesai, tidak tuntas negosiasinya, tidak akan ada Paket Bali,” ujar peserta konvensi Partai Demokrat itu di Jakarta, Senin siang (11/11/2013).
Pada Kamis dan Jumat pekan lalu, mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal itu bertandang ke kantor WTO di Geneva, Swiss, dalam rangka persiapan KTT WTO di Bali, bulan depan.
Menurutnya, jika negosiasi tak tuntas maka Paket Bali tak layak dimasukkan dalam pembahasan MC9. “Dan ini akan mencerminkan nasib putaran Doha ke depan. Tapi kalau umpamanya sukses ini akan memberikan warna yang beda untuk multilateral trading,” jelasnya lebih lanjut.
Dihubungi secara terpisah, Direktur Eksekutif Indonesia for Global Justice (IGJ) Riza Damanik menuturkan, sesuai tradisinya, sebulan sebelum KTT WTO negosiasi Geneva telah menyepakati poin-poin yang akan dibahas dalam MC9.
Terkait dengan isu pertanian, salah satu isu dalam Paket Bali, Riza menilai belum ada kemajuan bahkan paska kedatangan direktur WTO ke India beberapa waktu lalu.
“Karenanya kita dapat memperkirakan bahwa Paket Bali dalam skenario minimalis pun sulit tercapai,” kata Riza.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.