Hal itu diungkapkan Direktur Eksekutif Bank Indonesia Wilayah VI Jawa Barat dan Banten, Jalan Braga, Bandung, Jawa Barat, Selasa (12/11/2013). "Melambat jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya," ujar Dian, Selasa.
Dian mengatakan, lambatnya pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat ini karena beberapa faktor, utamanya disebabkan dari sisi permintaan rumah tangga dan investasi. Kemudian, dari segi penawaran disebabkan karena turunnya kinerja industri pengolahan, perdagangan, hotel, dan restoran (PHR) serta sektor pengangkutan dan komunikasi.
Namun demikian, kata Dian, komponen ekspor menunjukkan kinerja yang cukup kuat seiring dengan kondisi eksternal yang cenderung membaik serta meningkatnya perdagangan antar daerah.
Selain itu, sektor pertanian dan jasa-jasa tumbuh meningkat dan menahan laju perlambatan yang lebih dalam.
"Lambatnya konsumsi rumah tangga karena dampak melonjaknya inflasi pasca kenaikan harga BBM bersubsidi, komoditas pangan, tarif listik dan depresiasi nilai tukar rupiah," kata Dian.
Hal tersebut, sambungnya, terlihat dari menurunnya nilai tukar petani (NTP) di wilayah Jawa Barat dari 109.29 pada triwulan II 2013 menjadi 109,09 pada triwulan III 2013.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.