Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Rate Naik, Ini Komentar Menko Perekonomian

Kompas.com - 13/11/2013, 16:49 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 7,5 persen akan menimbulkan dampak positif dan negatif.

"Saya tidak akan mengomentari otoritas moneter karena itu otoritas BI. Akan tetapi saya merasakan itu akan ada dampak positif dan dampak negatif," ujar Hatta di Jakarta Convention Centre, Rabu (13/11/2013).

Dampak positif kenaikan BI rate menurut Hatta, inflasi dan neraca transaksi berjalan bisa terkendali.

"Positifnya itu kita akan menjaga inflasi, menekan inflasi. Kedua, current account defisit juga terkendali. Ketiga, kita juga masih mencermati faktor eksternal yang mungkin masih berdampak kebijakan tapering off Amerika yang sudah dibicarakan akan terjadi. Semua itu sudah diantisipasi BI," tuturnya.

Namun demikian, Hatta memandang kenaikan BI rate juga kemungkinan akan memberi dampak negatif, khususnya bagi sektor riil. Ia khawatir kebijakan BI tersebut akan memukul sektor usaha menengah ke bawah yang memiliki likuiditas terbatas.

"Saya juga mencermati bahwa ini akan mengena ke sektor riil, terutama usaha-usaha menengah ke bawah yang memang mereka likuiditasnya atau dana-dananya terbatas. Bisa saja dia nanti mengalami, apabila lending ratenya meningkat, pasti penyesuaian pada landing rate, mungkin juga akan ada sedikit pengaruh terhadap ekspansi usaha-usaha di sektor riil," ujar Hatta.

Hatta menegaskan, pihaknya harus memitigasi dan menjaga sektor riil agar tak terkena dampak negatif kenaikan suku bunga acuan BI. Ia mengaku tak ingin ada perusahaan yang kesulitan sehingga tidak dapat meneruskan usahanya.

"Saya tidak mau terjadi perlambatan di sektor riil. Saya tidak mau ada perusahaan kita yang mengalami kesulitan sehingga perlu lay off atau tidak survive. Ini harus kita jaga," ujarnya.

Hatta menegaskan, tidak akan mengomentari kebijakan BI karena hal itu merupakan wewenang BI sebagai otoritas moneter. Namun, ia akan menjaga sektor riil agar tidak terkena dampak negatif kenaikan BI rate.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Work Smart
BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Spend Smart
SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

Whats New
Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com