Sebelumnya, NPL BRI Agroniaga sempat mencapai angka 3,68 persen. Sementara, batas maksimal kredit bermasalah yang ditetapkan Bank Indonesia (BI) mencapai 5 persen.
Sudarmin Sjamsoe, Direktur Operasional & Keuangan BRI Agroniaga, menuturkan penurunan NPL dipicu kehati-hatian dalam mengelontorkan pinjaman. Kenaikan pinjaman diiringi dengan kenaikan rasio pinjaman terhadap deposit (LDR) pada September 2013 yang mencapai 94,66 persen.
"Kredit mencapai Rp 3,2 triliun, naik 35 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,4 triliun. Kenaikan ini diiringi dengan kenaikan LDR yang mencerminkan bahwa kami memperhitungkan kehati-hatian dalam mengelontorkan kredit," katanya, Rabu (20/11/2013).
Ia menuturkan usaha ini dicapai dengan perkembangan industri kelapa sawit yang turut membaik. Kejadian ini seiring dengan membaiknya harga kelapa sawit di pasaran.
"Porsi kelapa sawit yang mencapai 50 persen dari pinjaman cukup berjalan baik, kan harga kelapa sawit sudah naik, akibatnya NPL kami turun juga," katanya.
Ekspansi ini didukung dengan kantor cabang, kantor cabang pembantu, dan kantor pusat BRI-Agro yang tersebar di beberapa penjuru.
Hingga 2013, perseroan memiliki 11 kantor cabang, 10 kantor cabang pembantu, dan 1 kantor pusat. (Arif Wicaksono)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.