Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penyebab Utama Gangguan Persinyalan KA

Kompas.com - 21/11/2013, 15:32 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi vandalisme dan petir menjadi dua faktor penyebab terjadinya gangguan yang mengacaukan sistem kontrol dan persinyalan kereta api Jabodetabek.

Kasi Telekomunikasi dan Pelistrikan, Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, Kementerian Perhubungan, Yunanda mengatakan, pencurian kabel merupakan bentuk vandalisme paling sering dilakukan orang Indonesia.

"Petir menjadi gangguan utama, apalagi di lintas Bogor. Kemudian, vandalisme. Kabel banyak dicuri meski kita tanam 1 meter, digali," kata dia ditemui dalam workshop bertajuk Commuter/Urban Railway Signalling Technology: Jabodetabek as case study, di Jakarta, Kamis (21/11/2013).

Untuk mengurangi aksi pencurian kabel, Yunanda mengatakan pihaknya kini mengganti beberapa kabel tembaga dengan kabel serat optik (fiber optic). Selain itu, dalam persinyalan juga dobel kabel, yakni kabel tembaga dan fiber optic.

"Jadi, kalau yang tembaga dicuri, kita masih punya back-up nya," katanya.

Sementara itu, untuk mengatasi gangguan persinyalan yang diakibatkan petir, Yunanda mengatakan, saat ini terus melakukan penambahan proteksi.

Selain karena petir dan pencurian kabel, gangguan persinyalan juga disebabkan karena komponen-komponen persinyalan sudah memasuki masa penggantian. Penggantian komponen yang sudah habis life time-nya harus mengurangi atau bahkan menghentikan  sejumlah perjalanan kereta api.

"(tapi) Kita enggak berani. Dengan kondisi headway dan penumpang Jabodetabek seperti itu, kita tidak berani menghentikan operasi," lanjut dia.

Asal tahu saja, signal and telecomunication (S&T) komuter Jabodetabek saat ini telah berusia operasional 15 hingga 20 tahun. Sehingga, dari sisi kehandalan perlu dilakukan kajian, apakah masih mendukung operasi kereta hingga 10 tahun ke depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com