Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ronde Lanjutan Indonesia dan Belanda

Kompas.com - 22/11/2013, 14:49 WIB


Oleh: Willy Sakareza*

KOMPAS.com - Pekan ini, Perdana Menteri Kerajaan Belanda, Mark Rutte datang ke Indonesia dengan memimpin delegasi perdagangan dari Negeri Tulip tersebut. Tercatat beberapa pejabat teras di bidang perekonomian seperti Lilianne Ploumen, Menteri Perdagangan Luar Negeri dan Kerjasama Pembangunan Belanda hingga pimpinan perusahaan Belanda seperti Shell dan Unilever akan hadir ke Jakarta.

Membicarakan Indonesia dengan Belanda, tidak elok jika mengabaikan sejarah panjang yang tercatat di berbagai arsip histori kedua negara. Tidak selamanya catatan itu menunjukkan informasi yang menggembirakan, tapi setidaknya hubungan yang telah terkoneksi selama lebih dari 4 abad, adalah sebuah fakta yang tidak bisa ditepikan.

Menariknya, kunjungan setingkat Kepala Pemerintahan atau bahkan Kepala Negara Belanda ke Indonesia terakhir kali dilakukan pada tahun 2006 yang lalu. Perdana Menteri Belanda saat itu, JP Balkenende membawa misi kerjasama sosial budaya dan pendidikan antar kedua negara.

Dari pihak Indonesia sendiri, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebenarnya berencana melakukan kunjungan kenegaraan ke Belanda. Namun kunjungan tersebut ditunda di detik-detik terakhir keberangkatan Presiden Yudhoyono di bandara Halim Perdanakusuma. Presiden Yudhoyono mengemukakan penundaan tersebut karena situasi politik yang tidak kondusif di Belanda, yaitu adanya tuntutan dari aktivis RMS untuk mengadili Presiden atas dugaan pelanggaran Hak Azasi Manusia.

Misi Perdagangan

Kunjungan Perdana Menteri Rutte kali ini membawa misi perdagangan dengan maksud semakin mempererat komunikasi dan kerjasama ekonomi antara kedua belah pihak. Menurut data Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, pada kuartal pertama di tahun 2012, transaksi perdagangan antar kedua negara ini mencatat angka 1,1 miliar dollar AS atau sekitar Rp 11 triliun. Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia mencatat hingga kuartal ketiga tahun 2013 saja, Belanda menanamkan investasi di Indonesia hingga 700 Juta dollar AS atau sekitar Rp 7 triliun.

Statistik tersebut jelas menunjukkan pertumbuhan kerjasama ekonomi yang sangat signifikan. Sehingga tidak salah jika Perdana Menteri Rutte melakukan kunjungan perdagangan di akhir tahun 2013 ini. Tentu saja dengan harapan adanya peningkatan hubungan perdagangan di tahun-tahun ke depan.

Sebenarnya, kehadiran Belanda ke Indonesia dalam hal ekonomi adalah bukan barang baru. Ketika pertama kali Belanda menginjakkan kaki di Indonesia di tahun 1596 pun sudah membawa misi perdagangan. Kelompok dagang itu dipimpin oleh Cornelis de Houtman yang kemudian tiba di Banten dan pasca itu aliran keran hubungan dagang terbuka dengan deras. Kedatangan de Houtman saat itu dianggap sebagai babak awal dari catatan kelam penjajahan Belanda di Indonesia.

Tentu saja, kedatangan Perdana Menteri Rutte kali ini tidak dapat begitu saja diartikan sebagai bentuk potensi penjajahan baru di bidang ekonomi perdagangan Indonesia. Tapi tetap saja, Indonesia harus menempatkan diri sebagai negara yang memiliki kedaulatan di perekonomian nasional hingga regional.

Dengan jumlah penduduk sebesar 250 juta jiwa, pasar Indonesia adalah pasar yang sangat empuk untuk disantap pihak-pihak asing untuk memasarkan produk-produknya. Dengan pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil di atas 6 persen dan tingkat konsumsi masyarakat Indonesia yang mencapai 20 persen terhadap pendapatan per kapita, tentu saja menjadi incaran para produsen agar masyarakat Indonesia menghabiskan uangnya.

Di sini kedaulatan ekonomi Indonesia sedang diuji. Apakah Indonesia akan kembali dijajah oleh Belanda melalui perdagangan? Ataukah Indonesia dapat meninggikan posisinya setidaknya di posisi setara dengan Belanda?

Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Belanda, Retno Marsudi, telah mengatakan tekad tersebut dalam berbagai forum ekonomi yang dihadirinya. Let’s Get Up! adalah kata-kata yang selalu ditancapkan Retno kepada calon-calon investor Belanda dalam forum-forum ekonomi tersebut. Jika Belanda datang dengan misi perdagangan yang fokus dalam eksploitasi pasar Indonesia, silakan bersiap menghadapi kegagalan besar.

Peran Pemuda

Selalu menjadi diskusi menarik mengenai peran dan posisi dan peran pemuda Indonesia dan juga pemuda Belanda dalam mencermati kerjasama elite pemerintahnya. Belanda saat ini memiliki sekitar 2 juta pemuda dengan kisaran usia 20-30 tahun atau sekitar 12 persen dari total penduduknya. Bandingkan dengan pemuda Indonesia yang mencapai angka 60 juta penduduk atau sekitar 25 persen dari total populasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com