Laju dollar AS yang terus naik, menurut riset Trust Securities, membuat pelaku pasar cenderung mentransaksikan mata uang Greenback itu dibandingkan mata uang lainnya. Laju rupiah pun mau tidak mau turun dengan laju kenaikan dollar AS.
Seperti dikutip dari data Bloomberg, pukul 09.45 Selasa (26/11/2013) pagi, rupiah melemah ke posisi Rp 11.748 per dollar AS dibanding penutupan kemarin pada level 11.510.
Sementara kurs tengah Bank Indonesia pada Senin (25/11/2013) berada di posisi Rp 11.722 per dollar AS.
Dollar AS menguat ke level tertinggi dalam enam bulan terhadap yen kemarin, seiring tercapainya kesepakatan yang mengejutkan antara Washington dan Iran yang telah meredakan kecemasan atas outlook ekonomi AS, sehingga memicu kenaikan harga saham global.
Amerika Serikat dan lima kekuatan dunia lainnya sepakat dengan Iran untuk meredakan sebagian dari embargo ekonomi dalam pertukaran kebijakan. Hal itu bertujuan untuk membatasi program nuklir Iran dan memastikan negara di teluk Persia tersebut tidak terburu-buru untuk mengembangkan senjata atom.
Para trader, seperti dilaporkan riset Monex Investindo Futures, mengatakan bahwa kesepakatan ini, di tambah dengan melonjaknya produksi minyak AS, diperkirakan akan mendorong lebih rendah lagi harga minyak mentah untuk saat ini.
Kondisi itu pun memberikan faktor positif untuk ekonomi AS. Laju pelemahan hard currency lainnya antara lain euro dan yen seiring bank sentral masing-masing yang masih ingin mempertahankan suku bunga rendahnya membuat laju rupiah terperangkap dalam pelemahannya.
Rupiah pun mendekati target support Rp 11.727 per dollar AS. Hari ini rupiah diproyeksikan bergerak di rentang Rp 11.745-11.712 (kurs tengah BI). (Ben)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.