Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI: Idealnya, Defisit "Current Account" 1,7 Persen

Kompas.com - 28/11/2013, 08:52 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia menilai dalam kondisi perekonomian saat ini idealnya defisit di neraca transaksi berjalan (current acount) ada di level 1,7 persen. Diakui surplus neraca akan sulit terjadi tetapi neraca tersebut diharapkan setidaknya bersifat sustainable dan tak semata memburu angka pertumbuhan ekonomi.

"Kami mengharapkan yang sustainable itu (defisit) current account antara 0,25 persen sampai 2,5 persen. BI melihat (defisit tahun ini) sampai 1,7 persen," kata Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, di sela acara Kompas 100 CEO, Rabu (27/11/2013).

Sebelumnya, dalam forum yang dihadiri para ekonom, politisi, dan sejumlah menteri itu, Agus mengatakan Indonesia perlu memberikan ruang defisit. Namun, ujar dia, defisit itu perlu diarahkan ke level yang lebih sustainable.

Saat ini defisit neraca transaksi berjalan masih di atas 3 persen. Meski demikian, Agus mengatakan sudah ada kemajuan besar dari capaian angka itu. "Defisit 3,8 persen ini kemajuan yang bagus dibanding 4,4 persen (pada triwulan lalu)," kata dia.

Agus pun mengatakan nominal defisit sebesar 8,4 miliar dollar saat ini dibandingkan 9,8 miliar dollar pada triwulan lalu juga kentara memperlihatkan upaya perbaikan telah dilakukan. Namun, ujar dia, tetap saja itu angka yang besar.

Apalagi nilai total defisit masih mencapai 32 miliar dollar AS. "Dibandingkan (nilai defisit) 24 miliar dollar AS (pada tahun lalu), terjadi peningkatan," ujar Agus.

Untuk merealisasikan target defisit 1,7 persen pada neraca transaksi berjalan, kata Agus, Indonesia perlu memastikan masuknya lebih banyak investasi bersifat permanen atau jangka panjang. Misalnya, sebut dia, investasi asing langsung (FDI) dan industri dari hulu ke hilir dengan orientasi ekspor.

"(Penanganan) CAD (current account deficit) ini tidak boleh ditunda lagi. Ini Indonesia sedang bertransisi dari lower middle income country ke upper middle country," papar Agus.  Dalam fase transisi ini, ujar dia, ekspansi kelas menengah akan berlanjut dan semakin besar. "Permintaan barang dan jasa juga akan lebih beragam."

Di sisi lain, kata Agus, Indonesia perlu mengendalikan impor yang tidak prioritas. Neraca transaksi berjalan, kata Agus, harus diakui sangat sulit surplus sekarang. Namun, tegas dia, setidaknya neraca tersebut sustainabe. "Stability over growth. Agar tidak terjadi pertumbuhan ekonomi seperti negara lain (yang) sekarang tinggi sekali, tapi besok jatuh," papar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Whats New
Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Whats New
Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Whats New
Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com