Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wamendag Ingatkan Isu Lingkungan pada Perusahaan

Kompas.com - 28/11/2013, 14:56 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Bayu Krisnamurthi mengingatkan, kalangan pengusaha untuk selalu menerapkan prinsip kepedulian lingkungan dalam proses produksi.

Pasalnya, alasan lingkungan ini menurutnya seringkali dijadikan pembenaran untuk melakukan proteksi. Ia mengingatkan permasalahan yang terjadi pada produk crude palm oil (CPO) di Uni Eropa.

Tak bisa dimungkiri, kata Bayu, isu lingkungan acapkali digunakan sebagai alasan untuk melakukan proteksi atas produk tertentu.

“Itu yang kita tidak setuju. Lingkungan ya lingkungan, harus dihindari perusakannya. Jangan sampai lingkungan dijadikan isu oleh negara lain,” kata Bayu di sela-sela Business for Environment, di Jakarta, Kamis (28/11/2013).

Ia mengatakan, perusahaan ramah lingkungan bakal menjadi model bisnis, agar perusahaan tersebut bisa berkelanjutan kegiatan usahanya. Perusahaan yang peduli dengan isu lingkungan tidak hanya tercermin dari program corporate social responsibility (CSR) saja, namun juga sampai proses produksi, serta penghematan sumber daya untuk hasilkan produk sebanyak mungkin (efisiensi).

“Jadi kalau kita bisa menghasilkan lebih banyak dengan sumber daya yang lebih sedikit ini adalah juga ramah lingkungan, atau zero waste itu juga bagian dari ramah lingkungan,” kata dia lagi.

Bayu berharap akan lebih banyak lagi industri ramah lingkungan yang tumbuh di Indonesia. Ia mengatakan green industry bakal menjadi model, karena tuntutan global, dan itu sudah terbukti dengan adanya19 perusahaan yang eksis dan masuk kategori industri ramah lingkungan.

Senada dengan Bayu, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Suryo Bambang Sulisto mengatakan bisnis ramah lingkungan sudah menjadi suatu keharusan. Menurutnya, kepedulian terhadap lingkungan bukan berarti menambah biaya perusahaan.

“Itu justru sekarang ini itu (kepedulian lingkungan) adalah sikap yang dituntut untuk bisnis supaya dia bisa sustainable, supaya dia bisa tetap eksis dalam jangka yang lama. Kalau kita tidak paham, tidak mengikuti sikap yang demikian kita akan tersingkirkan,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com