“Ini tentu akan memberi sinyal bagus. Kalau relatif rendah, ekspektasi depresasi tidak akan meningkat. Ini tercermin pada kurs tengah Bank Indonesia, kalau tidak salah di menit terakhir Rp 11.760 per dollar AS,” kata Chatib, Senin (2/12/2013).
Dari data inflasi yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pagi ini, Chatib memperkirakan inflasi hingga akhir tahun ini bisa di bawah 8,5 persen, dengan asumsi inflasi pada bulan Desember mendatang hanya di level 0,5 persen.
“Kalau pemerintah berusaha lebih, mungkin bisa di kisaran 8,2 persen. Tapi saya tidak mau gegabah. Konservatif di 8,5 persen,” imbuhnya.
Ia pun berharap, surplus neraca perdagangan bisa semakin melebar sehingga memperbaiki defisit neraca transaksi berjalan. Pada akhirnya, kata dia, itu akan membantu rupiah menguat.
Chatib menambahkan pekan ini pemerintah juga akan mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) PPh Impor dan PMK KITE. Dengan aturan tersebut ia berharap, kondisi surplus dapat terus terjaga.
Menkeu juga berharap ekonomi Amerika Serikat segera pulih, sehingga mampu mengerek ekspor Indonesia. Asal tahu saja, dari data BPS tercatat neraca perdagangan Indonesia dengan Amerika Serikat Oktober 2013 mengalami surplus sebesar 5,1 miliar dollar AS.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.