Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pajak Barang Mewah Dinilai Tak Efektif Tekan Impor

Kompas.com - 02/12/2013, 20:44 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Setelah terkatung-katung, revisi Peraturan Pemerintah  atas kenaikan Pajak Penjualan atas Barang Mewah  diperkirakan bakal segera keluar, dan diharapkan menjadi salah satu stimulus mendorong laju impor ke depannya.

Namun, ekonom menilai, keluarnya kebijakan tersebut tidak akan efektif dalam mengurangi impor.

Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, harmonisasi Peraturan Pemerintah (PP) atas kenaikan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PP PPnBM) sudah selesai. "Tinggal dibawa ke Sekretariat Negara (Setneg) dan jadi PP," ujar Chatib, Senin (2/12/2013).

Dengan selesainya revisi ini, pemerintah bisa merealisasikan kenaikan PPnBM terhadap mobil mewah dari yang berlaku sekarang 75 persen menjadi 125 persen-150 persen.

Asal tahu saja, revisi PP PPnBM ini sebelumnya dijadwalkan pemerintah keluar pada Oktober lalu. Pemerintah sebelumnya memang telah mengeluarkan PP Nomor 41 Tahun 2013 tentang Barang Kena Pajak yang Tergolong Barang Mewah.

Dalam aturan itu, kendaraan bermotor mewah hanya dikenai pajak penjualan maksimal sebesar 75 persen. Jenis kendaran yang kena PPnBM sebesar itu adalah kendaraan angkut kurang dari 10 orang termasuk pengemudi, lalu mobil sedan dan mobil jenis station wagon dengan kapasitas silinder lebih dari 3.000 cc.

Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menilai, revisi PP PPnBM yang dilakukan pemerintah ini tidak efektif untuk menurunkan laju impor. Karakteristik permintaan barang mewah cenderung inelastis. "Walaupun pajak naik, tetap saja dibeli," ucap David.

Seharusnya, kata David, yang lebih dilakukan pemerintah adalah meningkatkan ekspor. Bagaimana pemerintah memberikan insentif untuk perusahaan yang berorientasi ekspor.

Jadi, meningkatkan produksi dalam negerinya sendiri. Kebijakan ini akan jauh lebih efektif dibandingkan dengan menurunkan impor barang konsumsi karena impor konsumsi pun hanya sekitar 8 persen dari total impor keseluruhan. ( Margareta Engge Kharismawati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Whats New
Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com