Sekretaris KEN, Aviliani memproyeksikan langkah itu diambil BI untuk menahan dana. "Karena masyarakat diharapkan tidak memegang uang tunai,” kata Aviliani ditemui di sela-sela diskusi KEN, di Jakarta, Selasa (3/12/2013).
Menurut Aviliani, rendahnya inflasi tahun depan lantaran dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi akan hilang dari angka inflasi tahunan. Sebagaimana diketahui, akhir Juni 2013 lalu pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi, sehingga menyebabkan inflasi tahunan pada Juli 2013 naik tajam sebesar 8,61 persen.
KEN memperkirakan inflasi tahunan pada Juli 2014 akan berada di bawah 5 persen dari sekitar 7 persen di bulan Juni 2014. “Inflasi, sampai sekarang 0,12 persen ya, nanti Desember lebih tinggi sedikti, tapi 8,5 persen okelah,” lanjut Aviliani.
Ketua KEN Chairul Tanjung mengatakan dia cukup optimistis ekonomi Indonesia masih tumbuh, didukung bonus demografis dan harapan akan pemimpin baru. Namun, ia juga memperhitungkan pertumbuhan ekonomi di tahun mendatang akan lebih rendah dibanding tahun ini.
“Akan ada perlambatan ekonomi (tahun depan). Jadi artinya ekonomi diperkirakan akan lebih rendah pertumbuhannya dari 2013. Kita perkirakan 5,5 persen,” kata CT.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.