Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Masih Jadi Tempat Favorit untuk Penanaman Modal

Kompas.com - 04/12/2013, 14:33 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Terlepas dari kondisi ekonomi domestik maupun global yang masih menunjukkan ketidakstabilan, Indonesia dinilai masib menjadi ladang subur bagi investasi.

Managing Director of Global Markets HSBC Indonesia Ali Setiawan mengatakan secara fundamental, Indonesia masih sangat pantas menjadi lahan investasi. Ia melihat market size Indonesia masih sangat besar.

"Market size kita masih sangat besar. Di Pulau Jawa misalnya, masih banyak investasi yang bisa dilihat. Sektor yang paling jelas adalah infrastruktur. (Infrastruktur) kita masih terbelakang dibandingkan negara-negara tetangga lain, misalnya," kata Ali di Hotel Ritz Carlton, Rabu (4/12/2013).

Terkait isu pengurangan stimulus moneter oleh bank sentral AS, Ali menjelaskan selama ini Indonesia "ketiban" banyak dana murah. Namun demikian, persepsi tersebut bisa berubah kapan saja. "Situasi ini harus diterima dan keadaan harus dihadapi. Isu struktural ini harus di-address, kalau tidak maka akan semakin buruk," jelasnya.

Ali mengatakan, saat ini Indonesia masih menjadi prioritas strategis bagi investasi dunia. Meskipun demikian, masih ada beberapa hal di dalam negeri yang masih harus diperhatikan.

"BI sudah melakukan berbagai upaya. Pemerintah harus konsisten pada kebijakannya untuk mengatasi masalah struktural," ujar dia.

Mengenai iklim investasi di tahun 2014 mendatang, Ali memprediksi investor asing masih sangat tertarik untuk berinvestasi di Indonesia. Bahkan bagi investor Jepang, Indonesia menempati urutan pertama negara yang paling menarik untuk investasi.

"Indonesia telah melakukan pekerjaan yang baik di mata internasional dalam membawa atractiveness Indonesia ke luar. Indonesia adalah negara nomor 1 paling menarik bagi investor Jepang. Namun tidak hanya investor Jepang, tapi Eropa dan juga Amerika. Yang masih menjadi pertanyaan mereka untuk tahun depan adalah transparansi dan konsistensi policy maker," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com