Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Bisnis Berdarah" Ini Sangat Digemari Investor di Wall Street

Kompas.com - 06/12/2013, 20:19 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com
 — Banyak yang memperkirakan, tragedi penembakan massal yang terjadi di salah satu sekolah AS beberapa waktu lalu bakal mampu meredam kegemaran warga Amerika Serikat akan senjata api.

Namun, anggapan itu meleset. Yang terjadi adalah sebaliknya. Dukungan yang ada di parlemen untuk mengontrol peredaran senjata api di Amerika Serikat mengendur.

Pada saat yang sama, harga saham industri senjata api AS merambat naik sepanjang tahun ini sekaligus menegaskan bahwa industri ini masuk kategori sangat menguntungkan (lucrative business).

Memang, sesaat setelah penembakan massal di  Sandy Hook Elementary School di Newtown, Connecticut, pada Desember tahun lalu, harga saham pembuat senjata api berguguran seperti saham Smith & Wesson (SWHC), Sturm, dan Ruger (RGR) yang hampir terjun bebas. Apalagi saat itu masyarakat AS gencar mengoarkan seruan pembatasan peredaran senjata.

Namun, seruan itu hanya sebatas wacana ketika Pemerintah AS tidak menindaklanjuti dengan kebijakan yang konkret. Pun, dukungan para politisi di parlemen negara itu tak menunjukkan tanda-tanda berkelanjutan.

Investor yang sempat ketakutan memegang saham industri ini pada akhirnya bisa tersenyum lebar. Kendurnya desakan publik akhirnya kembali menerbangkan harga saham sektor ini.

CNN Perkembangan harga saham dua pabrikan senjata di AS

Saham Smith & Wesson naik hingga 56 persen dalam satu tahun ini, terhitung dari level terendah sesaat setelah insiden penembakan tersebut. Demikian juga saham perusahaan Cabela yang naik hingga 60 persen.

Kenaikan yang lebih gila dicatatkan oleh saham Ruger, yang dalam 52 pekan terakhir ini telah naik hingga 82 persen.

Kenaikan saham-saham industri senjata api di AS itu bukannya tanpa alasan fundamental. Para pabrikan itu mencatatkan penjualan yang "menggembirakan" dalam setahun belakang ini. Smith & Wesson mencatat penjualannya naik hingga 26 persen dalam 2013, dan perseroan menyatakan saat ini memasuki fase produksi yang maksimal.

Sementara itu, penjualan Ruger melonjak 45 persen pada kuartal III tahun ini. Bahkan, untuk memaksimalkan produksi senjata api, Ruger membeli lahan seluas 220.000 kaki persegi di North Carolina untuk memenuhi tingginya permintaan.

Pabrik tersebut akan dibuka pada kuartal I-2-14, dan merupakan ekspansi terbesar yang pernah dilakukan perseroan dalam 25 tahun terakhir ini.

Chris Krueger, analis dari Lake Street Capital Markets, memperkirakan, penjualan senjata api di AS dalam beberapa bulan ke depan akan tumbuh moderat, setelah sebelumnya naik di posisi tertinggi.

Selain itu, penurunan penjualan disebabkan adanya ketentuan bahwa FBI akan menelisik latar belakang pemegang senjata.

Namun, Krueger menyatakan bahwa demand senjata masih tetap tinggi karena warga AS khawatir terhadap keselamatan dirinya sendiri. Untuk itu, dia merekomendasikan untuk membeli saham-saham produsen senjata.

"Jika tragedi seperti di Newtown terjadi lagi, saya perkirakan kontrol terhadap kepemilikan senjata pastinya tidak akan berjalan efektif. Butuh upaya politik yang sangat besar untuk masalah itu," lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNNMoney
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Whats New
Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Whats New
Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Whats New
Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Work Smart
Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Earn Smart
Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Whats New
Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Earn Smart
Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Earn Smart
Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Whats New
Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Work Smart
Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Whats New
IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

Whats New
Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Whats New
Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Work Smart
Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com