Proyeksi, Rupiah Variatif di Pengumuman BI Rate

Sehari menjelang rapat dewan gubernur BI, Rabu (11/12/2013), rupiah semakin memperlihatkan pelemahan. Menurut riset Trust Securities, tidak dapat memastikan apakah pelemahan ini karen pelaku pasar tidak terlalu meresponssentimen penentuan arah BI rate atau karena memilih sentimen yang lebih jelas dari kemungkinan tapering off stimulus The Fed pada bulan ini.

Isu percepatan pelaksanaan tapering tersebut telah mendongkrak nilai tukar dollar AS secara signifikan. Belum lagi ada sentimen jelang akhir tahun dari pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada pekan depan yang dibarengi sentimen kesepakatan pembahasan kembali anggaran AS.

Dollar AS kembali perkasa bahkan melamapui kenaikan nilai tukar euro seiring perbaikan ekonomi di zona euro. Seminggu jelang rapat FOMC telah membuat pelaku pasar dihinggapi rasa kekhawatiran hasil rapat tersebut akan benar-benar memutuskan tapering dilakukan.

Aksi jual pun kembali terjadi di lantai bursa, termasuk atas saham-saham pertambangan China yang dilanda aksi ambil untung. Sementara di Jepang, imbas keluarnya investor dari pasar saham telah membuat nilai yen Jepang menguat dan saham otomotif negara itu yang berorientasi ekspor kembali dilanda pelemahan.

Selain itu, rekomendasi downgrade untuk beberapa emiten juga turut memberikan sentimen negatif. Laju rupiah berada tipis di atas target support Rp 12.000 per dollar AS. Rupiah hari ini diperkirakan ada di rentang Rp 12.105-11.987 per dollar AS dalam kurs tengah BI.