"Tentu ada (pengaruh pelemahan rupiah). Dan kita harus fokus dalam forex management. Jadi di dalam rapat-rapat di Telkomsel dan Telkom selau kita bahas bagaimana memitigasi risiko forex exchange ini," kata Direktur Utama Telkom Arief Yahya ketika ditemui di acara Marketplus Conference, Kamis (12/12/2013).
Terkait kondisi ini, Arief mengaku perseroan tidak melakukan penambahan belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk tahun 2014 mendatang. Sebagai informasi, Telkom mematok capex sebesar 2 miliar dollar AS tahun depan.
"Tidak ada peningkatan. Karena begini, pertama belanja kita sekitar 2 miliar dollar AS. Kedua, memang ada depresiasi rupiah, tapi juga ada depresiasi dari harga satuan perangkatnya, semakin kecil. (Alasan) yang pertama (karena) teknologinya semakin baru. Yang kedua, volumenya semakin besar. Diharapkan balance lah," ujarnya.
Meskipun demikian, Arief menjelaskan pihaknya senantiasa tetap waspada dalam hal manajemen forex. Walaupun terdapat perbedaan dalam penetapan nilai tukar rupiah atas dollar AS, perseroan akan mengambil garis tengahnya. "Kita harus tetap waspada di dalam forex management. Kan pemerintah menetapkan Rp 10.500 (per dollar AS), sementara swasta meyakini Rp 11.500. Kita antara pemerintah dan swasta inbetween lah," kata Arief.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.