Arus Petikemas di BICT Pelindo I Tumbuh 10 Persen di Kuartal III 2013

Direktur Operasional dan Teknik Pelindo I Iman A Sulaiman di Medan, Kamis (12/12/2013) mengatakan, peningkatan arus petikemas di BICT merupakan pengaruh dari investasi peralatan yang dilakukan pada tahun lalu.

"(Alat berat itu membuat) petikemas yang masuk Pelabuhan Belawan dapat langsung di-handle di BICT tanpa perlu dialihkan ke pelabuhan konvensional seperti yang biasa terjadi, bila terjadi kongesti di BICT," ujar Iman.

Iman mengatakan peningkatan pesat terjadi pula di Terminal Petikemas Perawang. Di pelabuhan ini volume petikemas naik 140 persen dibandingkan periode yang sama pada 2012, dari semula 17.104 boks menjadi 41.066 boks. Namun diakui lonjakan ini terjadi karena terminal tersebut baru mulai beroperasi pada Mei 2012.

Secara keseluruhan trafik petikemas Pelindo I menunjukkan kenaikan tipis 1,84 persen dibandingkan periode yang sama pada 2012. Lalu lintas petikemas di sini, dari semula 967.648 teus atau setara 791.024 boks meningkat menjadi 995.881 teus atau setara 805.559 boks.

Iman mengatakan peningkatan ini terjadi karena pengaruh krisis global yang belum juga memperlihatkan tanda perbaikan berarti. Perekonomian di dalam negeri pun, kata dia, berpengaruh terutama ari sisi inflasi dan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.

Menurut Iman, tren pengangkutan peti kemas akan terus meningkat. Apalagi di wilayah Sumatera, ujar dia, pertumbuhan ekonomi cukup cepat, terlihat dari kapasitas Pelabuhan Belawan yang menjadi cukup padat dan sering terjadi kongesti.

"Ini suatu keharusan untuk melakukan pengembangan terminal petikemas Belawan yang sejak berdirinya pada 1987, belum pernah dikembangkan," kata Iman. Terminal peti kemas ini merupakan proyek pengembangan terminal petikemas kedua di Indonesia setelah Tanjung Priok.

Pada 18 November 2013, telah dilakukan pencanangan proyek Terminal Petikemas Belawan Paket II 350 meter oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan. PT Prima Terminal Petikemas adalah perusahaan patungan Pelindo I, PT Hutama Karya (Persero) dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk yang akan mengerjakan pembangunan dermaga 350 meter di BICT dan sisanya 350 meter dikerjakan oleh Kementerian Perhubungan.