Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Perusahaan, Karyawan Jadi "Kutu Loncat" di Kota Ini

Kompas.com - 13/12/2013, 09:37 WIB
Estu Suryowati

Penulis


SOLO, KOMPAS.com
 — Dalam kurun waktu enam bulan terakhir, banyak perusahaan di sektor manufaktur hijrah dari Ibu Kota ke kota Solo. Alasannya, upah minimum provinsi (UMP) Jakarta yang naik sekira 40 persen dibanding tahun 2012 mendorong mereka bermigrasi mencari tenaga kerja lebih murah.

"Sudah setengah tahun terakhir ini, sejak UMP Jakarta naik, yang dulu itu menjadi Rp 2,2 juta per bulan," terang Manajer HRD PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk, Mustain Budiyanto, di Solo, Rabu (11/12/2013).

Mustain tak menyebutkan secara rinci berapa dan apa jenis pabrik yang banyak bermunculan di Solo. Yang jelas, pabrik garmen adalah yang paling banyak bermunculan. Pan Brothers adalah salah satu perusahaan garmen ternama di Tanah Air, yang ikut relokasi, memang bukan di Solo, melainkan di Boyolali.

Bagi Pemerintah Jawa Tengah dan masyarakat yang membutuhkan lapangan pekerjaan, pabrik-pabrik baru menjadi harapan baru. Mustain pun mengklaim tak ada pengangguran di Solo dan sekitarnya. Namun, bagi kalangan pengusaha, kondisi ini sedikit mengkhawatirkan. "Kita ini kesulitan (mencari karyawan). Jadi, rebutan bener," kata Mustain.

"Akhirnya, karena banyak pilihan (perusahaan), mereka (karyawan) jadi kutu loncat. Kalau gaji sih relatif sama. Cuma pilihan itu saja," katanya.

Sebagai seorang manajer sumber daya manusia (SDM), Mustain menilai kualitas SDM di industri garmen relatif lebih baik dibanding industri makanan-minuman, dan industri alas kaki.

Pada kesempatan lain, Kamis (12/12/2013), Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengklaim di seluruh Jawa Tengah kini tak ada lagi pengangguran. Selain itu, ia menyebut industri garmen adalah penyumbang ekspor nonmigas tertinggi di Jawa Tengah. Kontribusinya ialah sebesar 20,59 persen dari total ekspor nonmigas sepanjang semester I-2013 yang sebesar 2,393 miliar dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com