"Saya kira ini bagus karena sudah berkurang ketidakpastiannya. Selama ini yang jadi masalah kan karena belum jelas. Sekarang sudah jelas dikurangi 10 (miliar dollar AS) mulai Januari (2014)," kata ekonom Samuel Asset Management Lana Soelistianingsih ketika dihubungi Kompas.com, Kamis (19/12/2013).
Bagi investor, kata dia, keputusan tersebut sudah jelas karena rencana tapering The Fed sudah diketahui sejak lama. Dengan keputusan ini Lana menjelaskan investor sudah bisa mengukur risiko investasi. Ia memandang pengurangan sebesar 10 miliar dollar AS tidak terlalu signifikan.
"Mungkin masih tidak perlu untuk bereaksi negatif, tapi seiring dengan ekonomi AS yang membaik memang ada potensi bahwa dana-dana itu kembali ke AS lebih banyak," ujarnya.
Lebih lanjut, Lana berpendapat dalam dua hari ini pasar Indonesia masih akan terbawa euforia efek positif regional dan global yang merespon positif keputusan The Fed tersebut. Ia memandang hal ini dapat berdampak pada penguatan pasar dalam dua hari ke depan.
"Jadi nampaknya itu akan membantu penguatan dari pasar dalam 2 hari terakhir, hari ini dan besok. Tetapi selebihnya karena memang sudah mendekati akhir tahun sih potensi naiknya masih ada, tapi tidak terlalu signifikan," jelas dia.
Meskipun demikian, Lana beranggapan keputusan The Fed ini akan membawa dampak positif bagi sektor rill Indonesia. Membaiknya perekonomian AS akan mendorong ekspor Indonesia ke negara tersebut.
"Untuk sektor riil justru menjanjikan dan positif untuk ekspor kita. Mudah-mudahan, karena ekonomi AS kan membaik, ini akan meningkatkan ekspor. Efek AS yang positif itu biasanya ke China positif dan ke Uni Eropa positif. Dan negara-negara tersebut (adalah) target marketnya pasar Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.