Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Semen Berharap dari Realisasi Proyek Pemerintah

Kompas.com - 20/12/2013, 14:08 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Kinerja industri semen tahun depan diprediksi tak setinggi tahun ini. Namun, masih ada peluang mengerek pertumbuhan jika proyek-proyek infrastruktur pemerintah bisa terealisasi.

Direktur Utama PT Semen Indonesia (Persero) Tbk Dwi Soetjipto, mengatakan, bunga bank yang tinggi, kebijakan kepemilikan rumah, serta harga komoditas sangat mempengaruhi penurunan permintaan semen.

"Tahun ini (pertumbuhannya) 6 persen. Tahun depan mungkin sama, atau bisa jadi lebih rendah kalau kondisi global kurang baik, terutama kebijakan AS. Tapi masih ada upside, yaitu jika proyek infrastruktur bisa berjalan dengan baik," kata Dwi Soetjipto ditemui usai penandatanganan MoU dengan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, di Jakarta, Jumat (20/12/2013).

Beberapa rencana proyek jalan tol Jakarta-Surabaya, jalan tol Trans Sumatera, serta jalan tol yang dibangun diantara Jakarta-Jogja dan Jogja-Semarang, kata Dwi, menjadi peluang bagi industri semen untuk mempertahankan permintaan.

Demikian juga dengan proyek infrastruktur pelabuhan. "Nah ini yang saya kira bisa membuat pertumbuhan industri semen bergerak antara 5-7 persen," lanjut Dwi.

Ia pun berharap apa yang diinisiasi perusahaan BUMN, seperti membuat konsorsium untuk mengarap sejumlah proyek b isa mendorong kinerja industri semen.

"Ide Menteri BUMN untuk merealisasikan sinergi dalam implementasi proyek infrastruktur saya kira sangat bagus. Sekarang tinggal perijinan dari pihak terkait. Kalau itu bisa lebih cepat, saya kira lebih bagus," pungkasnya.

Sebagai informasi, sepanjang tahun ini, kebutuhan semen mencapai 59 juta ton. Diperkirakan, permintaan semen nasional tahun depan naik menjadi, 63 juta ton.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com