Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Dinilai Tak Konsisten Urus Persoalan Gula

Kompas.com - 23/12/2013, 13:07 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah dinilai tidak konsisten dalam menangani persoalan gula nasional. Rembesan gula rafinasi membuat harga gula tebu tak bisa bersaing yang dapat 'mematikan' industri gula nasional.

Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) Ismed Hasan Putro mengatakan pihaknya merasakan keprihatinan mendalam terkait masalah pergulaan nasional. Regulator dinilai tak konsisten terkait pergulaan nasional.

"Konsistensi terkait gula belum dirasakan petani tebu dan industri gula yang dikelola BUMN. Regulator tidak berdaya dengan serbuan gula rafinasi yang mengakibatkan harga gula nasional, tidak bisa dijual dengan harga yang berdampak positif bagi kesejahteraan petani," kata Ismed dalam konferensi pers di kantor pusat RNI, Senin (23/12/2013).

Ismed menjelaskan bila regulator masih mementingkan impor gula rafinasi, maka industri gula nasional akan terancam mati. Tak hanya itu, petani tebu pun akan merasakan dampak negatif, dalam waktu cepat atau lambat.

"Realita ini membuat kita di hari-hari ke depan akan menyaksikan industri gula BUMN terancam, bahkan ribuan sampai ratusan ribu tanaman tebu dan petani akan terkubur, bila regulator masih mementingkan impor gula rafinasi. Itu adalah tanda kematian industri gula berbasis tebu dalam negeri," ujar dia.

Lebih lanjut, Ismed mengatakan harga gula tebu saat ini turun drastis bila dibandingkan tahun 2012. Ini akibat tidak adanya pengendalian atas gula rafinasi yang merembes hingga ke pasar-pasar tradisional.

"Harga gula saat ini sangat jauh dibandingkan tahun 2012. Ini karena tidak berdayanya perangkat negara untuk mengendalikan gula rafinasi masuk ke pasar dan rumah tangga tanpa punishment. Regulator harus introspeksi terkait kebijakan, karena akan mengubur industri dan menjauhkan cita-cita nasional swasembada gula," tegas Ismed.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com