Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanam Tebu Tak Menarik, Petani Beralih ke Tanaman Lain

Kompas.com - 23/12/2013, 15:11 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Harga jual tebu yang tidak kompetitif dapat membuat petani beralih ke tanaman lain yang lebih menguntungkan.

"Harga lelang gula tebu dalam negeri mencapai Rp 8.400 sampai Rp 8.500. HPP sekitar Rp 8.900 dan harga di pasar modern Rp 11.500. Ketika pasok tebu berkurang maka harga naik, tapi itu tidak terjadi," kata Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Ismed Hasan Putro di kantornya, Senin (23/12/2013).

Ismed mengatakan, harga tebu ketika dipanen tidak sebanding dengan harga beras. Tebu, kata dia, hanya dipanen setiap 6 bulan, sementara beras dapat dipanen 3 kali dalam setahun. Ini membuat petani enggan menanam tebu.

"Panen kita harganya kalah saing dengan beras yang bisa dipanen setahun 3 kali. Harga beras lebih bagus dibandingkan tebu. Ada kemungkinan petani enggan menanam karena harganya tidak kompetitif. Petani pasti akan beralih menanam beras atau tanaman palawija lain," ujar Ismed.

Kesulitan yang dihadapi industri gula menurut Ismed adalah harga jual yang marjinnya tipis. Namun, ia mengatakan umumnya rugi terkait anomali cuaca.

"Kalau dijual marjin tipis, tapi umumnya rugi. Dampak anomali cuaca sehingga ada kesulitan dan cost tambahan terhadap tebangan tebu yang akan dibawa ke pabrik," kata dia.

Di samping itu, turunnya harga gula yang turun drastis menurut Ismed adalah karena adanya gula rafinasi yang beredar di pasaran. Harga gula rafinasi yang sangat murah di pasaran dapat mematikan industri dan petani tebu karena konsumen pasti akan memilih produk yang harganya murah.

"Batasi peredaran gula rafinasi. Jangan anggap ratusan ribu petani tebu itu kecil dibandingkan jutaan konsumen. Kedaulatan pangan harus dilindungi dengan mementingkan petani," tegas Ismed.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com