Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kinerja Pabrik Gula RNI Diklaim Terbaik

Kompas.com - 23/12/2013, 17:11 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah persaingan dan serbuan gula rafinasi di pasar, PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) mengklaim masih menunjukkan kinerja yang baik di tahun 2013.

Direktur Utama RNI Ismed Hasan Putro mengatakan kinerja perseroan yang baik ditunjukkan salah satunya dengan performa pabrik gula RNI yang berhasil mencatat rendemen tertinggi di seluruh pabrik gula BUMN di Jawa maupun tingkat nasional.

"Pabrik gula RNI di Malang mencatat rendemen tertinggi di seluruh pabrik gula BUMN yang jumlahnya ada 52 pabrik, kira-kira 8,7. Dibandingkan swasta, kami lebih tinggi. Dua tahun berturut-turut kami berhasil menjadi pabrik dengan efisiensi dan rendemen terbaik," kata Ismed di kantornya, Senin (23/12/2013).

Terkait dengan laba, Ismed mengaku terjadi penurunan laba sebesar 30 hingga 40 persen dibanding periode sama tahun lalu. Meskipun demikian, ia mengatakan pihaknya masih memiliki pasokan gula yang belum dipasarkan demi menjaga kontinuitas pasok.

"Kami punya stok gula 130.000 ton. Kami belum jual karena masih ada harapan harga gula masih tinggi di tahun depan, sehingga kita bisa jual dan mendapatkan marjin. Kami menjaga kontinuitas pasok dan stabilitas harga," ujar Ismed.

Menjelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru 2013, RNI menyiapkan pasokan gula tak kurang dari 50.000 ton. Gula yang dipasok RNI tersebut dijual dengan harga ritel yang berlaku di pasaran.

"Kita siapkan 50.000 ton. 25.000 ton didistribusikan di wilayah Indonesia bagian timur dan 25.000 ton di Indonesia barat. Gula ini dijual di pasar ritel dengan harga Rp 12.500," kata Ismed.

Selain gula, RNI juga menyiapkan pasokan daging untuk kebutuhan akhir tahun. Daging tersebut dijual sesuai dengan harga yang telah ditentukan pemerintah.

"Untuk daging, kami siapkan 2.500 daging sapi siap potong. Dijual Rp 67.000 per kilogram, sesuai yang telah ditentukan pemerintah," kata Ismed.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com