Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Diserbu Tembakau Impor

Kompas.com - 24/12/2013, 17:16 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com —
Kementerian Pertanian menyebutkan, impor tembakau ke Indonesia masih tinggi dibandingkan volume ekspornya. Karena itu, perlu adanya peningkatan jumlah produksi lokal untuk meningkatkan kinerja ekspor tembakau.

"Mulai tahun 2007 sampai 2012, volume perdagangan impor tembakau masih tinggi di Indonesia," kata Nunowo Parijo, Direktur Budidaya Tanaman Semusim Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian, dalam seminar Dampak Aksesi FCTC bagi Industri Hasil Tembakau, di Hotel Bidakara Jakarta, Selasa (24/12/2013).

Tingginya impor tembakau lantaran produk hasil industri dalam negeri banyak yang terserap oleh kebutuhan perusahaan industri tembakau. Oleh karenanya, yang diekspor hanya sedikit.

"Memang masalah supply dan demand antara persediaan dan kebutuhan," ucap Parijo.

Tembakau impor mayoritas berasal dari China, India, dan ada beberapa dari Thailand. "Tahun 2012 yang lalu, volume impor tembakau itu mencapai 137.425,70 ton, sedangkan untuk tahun ini data belum ada," imbuh Parijo.

Menurut dia, salah satu hal yang perlu dilakukan adalah meningkatkan produksi. Peningkatan produksi ini dapat berjalan apabila ada peningkatan lahan untuk menanam tembakau.

"Untuk pasar yang belum jenuh, permintaan untuk tembakau masih ada sehingga suplai ke pasar tersebut ditingkatkan," ucapnya.

Sekadar informasi, pada 2007-2012, impor tembakau mengalami peningkatan dibandingkan jumlah ekspor.

Pada tahun 2007, misalnya, tercatat ekspor tembakau sebanyak 39.296,58 ton, sedangkan impor mencapai 46.956,83 ton. Pada tahun 2008, ekspor tembakau naik menjadi 50.267,85 ton. Namun, volume impornya juga melejit menjadi 77.302,24 ton.

Pada tahun 2009, ekspor tembakau 52.515,19 ton, sedangkan impor 53.198,34 ton.

Pada tahun 2010, ekspor 57.408,22 ton, sedangkan impor 65.685,47 ton.

Pada 2011, ekspor tembakau 38.904,70 ton, sedangkan impor 106.570,46 ton. Pada tahun 2012, ekspor tercatat 37.110,46 ton, sedangkan impor melonjak hingga 137.425,70 ton. (Emma Ratna Fury)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com