Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR Minta Laporan Kucuran Dana Segar Bank Mutiara

Kompas.com - 26/12/2013, 13:01 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat menilai, Penyertaan Modal Sementara (PMS) dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) kepada Bank Mutiara, kelak harus memperhitungkan kembali nilai PMS tambahan sebesar Rp 1,2 triliun apabila LPS menjual Bank Mutiara.

Karena itu, Komisi XI DPR akan segera memanggil manajemen PT Bank Mutiara dan LPS, untuk meminta laporan kucuran suntikan dana segar ke bekas Bank Century itu. "Awal tahun depan setelah reses selesai, kami (Tim Pengawas Bank Century, DPR) segera minta laporan dan penjelasan," kata anggota Tim Pengawas Bank Century sekaligus Anggota Komisi XI DPR, Dolfie OF. Palit, saat dihubungi, Rabu (25/12/2013).

Permintaan laporan ini, menurut Dolfie, perlu dilakukan lantaran Komisi XI mencium adanya kejanggalan dalam laporan keuangan Bank Mutiara kepada DPR beberapa waktu lalu. Ia menyebutkan, ada beberapa kejanggalan dari penyaluran dana talangan dari Lembaga Penjamin Simpanan itu.

Pertama, dalam rapat kerja pada Oktober 2013 lalu terkait batas waktu penjualan Bank Mutiara, manajemen memberi laporan bahwa perusahaan yang sebelumnya bernama bank Century itu berada dalam kondisi bagus. Hal ini terlihat dari rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR), laba yang semua dilaporkan dalam keadaan baik. Akan tetapi, setelah masa batas waktu penjualan lewat, ada permintaan untuk tambahan modal.

Kejanggalan berikutnya yang terendus DPR adalah permintaan suntikan modal yang semula sebesar Rp 800 miliar, membengkak menjadi Rp 1,5 trilun, kendati akhirnya disetujui sebesar Rp 1,2 triliun.

"Awalnya minta suntikan modal Rp 800 miliar, sehingga CAR Bank Mutiara bisa menjadi 8 persen-11 persen. Tapi lalu, suntikan modalnya menjadi Rp 1,5 triliun untuk tingkatkan CAR jadi 14 persen. Perhitungan siapa yang bisa dipercaya? Ini tentu sebuah kejanggalan yang harus diklarifikasi," tegas Dolfie.

Menurut Dolfie, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) perlu dilibatkan guna memperjelas kucuran dana tambahan sebesar Rp 1,2 triliun kepada Bank Mutiara. Untuk perpanjangan masa jual Bank Mutiara, Dolfie menilai LPS harus berkonsultasi kepada Presiden mengingat LPS bertanggungjawab langsung kepada Presiden, juga karena LPS telah melakukan penambahan modal kepada Bank Mutiara.

Kendati tahun depan, LPS diperkenankan menjual Bank Mutiara dengan harga tertinggi, namun Dolfie melihat LPS tetap akan kesulitan menjual bank eks Bank Century tersebut lantaran banyaknya masalah yang melibatkan Bank Century di masa lalu.

"Penjualan pasti akan sulit ditengah situasi masih banyak masalah yang membelit Bank Mutiara seperti masalah Century, nasabah Antaboga dan lain-lain," katanya. (Dea Chadiza Syafina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Spend Smart
Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com