Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditjen Pajak Fokus Kejar Orang Berpenghasilan Menengah Atas

Kompas.com - 31/12/2013, 10:02 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com -
Direktorat Jenderal Pajak menyiapkan strategi untuk mencapai target penerimaan pajak tahun depan. Salah satu strategi yang akan dilakukan DJP pada tahun depan adalah ekstensifikasi wajib pajak (WP) orang pribadi dengan penghasilan menengah dan atas.

Selain ekstensifikasi pajak perorangan, Pajak juga akan menggali sektor-sektor potensial yang saat ini masih belum tergali. Misalnya sektor perdagangan usaha kecil dan menengah (UKM) yang memiliki tempat usaha di pusat perbelanjaan, dan properti.

Sektor lain yang akan di dongkrak adalah pertambangan. Menurut Direktur Jenderal Pajak Fuad Rahmany, pajak sektor pertambangan perlu ditingkatkan karena tingkat kebocoran masih besar.

DJP memang perlu lebih bekerja keras dalam mencapai target pendapatan pajak tahun depan. Apalagi target di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2014 mencapai Rp 1.110,2 triliun. Jumlah ini tentu jauh lebih besar dibanding dengan target APBN Perubahan 2013 sebesar Rp 995,2 triliun.

Berdasarkan catatan Kementerian Keuangan, hingga 24 Desember 2013, realisasi penerimaan perpajakan baru mencapai Rp 893,3 triliun atau 89,76 persen dari target. Penerimaan pajak paling besar berasal dari Pajak Penghasilan Non Migas sebesar Rp 407,97 triliun, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPn BM) Rp 368,41 triliun dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Rp 25,15 triliun. Sedangkan penerimaan Pajak Penghasilan Migas sebesar Rp 86,88 triliun.

Kepala Seksi Hubungan Eksternal Ditjen Pajak Chandra Budi (30/12/2013) bilang, realisasi ini belum mencerminkan penerimaan pajak seluruh tahun 2013. "Finalisasi penerimaan pajak baru bisa diketahui Januari 2014," katanya.

Yang pasti agar target tahun depan tidak meleset seperti tahun ini, maka DJP akan lebih banyak menyasar WP orang pribadi berpendapatan menengah dan tinggi, sebab mereka memiliki potensi membayar pajak yang tinggi. Soal bagaimana caranya, Chandra belum mau bilang.

Kantor Pajak berharap, kontribusi penerimaan pajak nantinya bisa bergeser dari WP badan menjadi WP orang pribadi. Dengan realisasi penerimaan pajak WP orang pribadi yang lebih besar, maka penerimaan negara tidak terlalu berisiko anjlok, saat perusahaan mengalami kesulitan akibat krisis ekonomi global.

Selain itu, kantor Pajak akan menyempurnakan data dan sistem administrasi perpajakan agar memudahkan pengejaran dugaan kekurangan bayar pajak. Selain itu, agar semua WP lebih patuh membayar kewajibannya.

Meski demikian, pengamat perpajakan Universitas Pelita Harapan Ronny Bako menilai, target penerimaan pajak 2014 sulit dicapai. Sebab ekonomi global masih melambat, dan pemerintah memberikan sejumlah insentif pajak. Meski demikian Ronny berharap kantor pajak kantor pajak sanggup menutup dugaan adanya kebocoran yang selama ini terjadi. (Asep Munazat Zatnika)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com