Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PT Berdikari Bakal Gemukkan 60.000 Sapi di 2014

Kompas.com - 02/01/2014, 20:03 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - PT Berdikari (Persero) berencana menggemukkan 60.000 ekor sapi di 2014 ini. Direktur Utama Berdikari Librato El Arif menuturkan, mulai tahun ini perseroan akan mencoba menggemukkan sapi-sapi impor dari Australia.

"Tahun lalu kami masih sedikit melakukan penggemukan, kami mainnya masih sapi lokal. Sekarang impor juga, dan akan mulai banyak di kuartal 2. Karena kalau sekarang harga sapi Australia mahal, lagi end of season, kuartal 2 mulai turun (harganya)," ujar Arif, di Jakarta, Kamis (2/1/2014).

Harga daging sapi per kilogram bobot hidup asal Australia kini terkerek tinggi seiring dengan pelemahan rupiah. Saat ini kata Arif harga daging sapi per kilogram bobot hidup antara Rp 38.000 - Rp 39.000. Bahkan, di Jawa Timur harganya sampai Rp 40.000 per kilogram.

Selain, menggemukkan sapi-sapi asal Australia, Berdikari berencana melakukan pembibitan sapi lokal jenis sapi Bali, dan mengembalikan kualitasnya. Dulu, kata Arif, sapi Bali bisa berbobot antara 600 kg hingga 700 kg. Saat ini, bobot sapi Bali umumnya hanya mencapai 300 kg-400 kg.

"Pemerintah harus punya stok sapi hidup, sapi jantan dan bakalan siap potong. Seharusnya BUMN punya stok. Makanya insyaallah kita masuk ke situ, dan nanti pada saat Ramadhan kita sudah bisa sediakan (daging sapi)," imbuhnya.

Saat ini Berdikari memiliki sejumlah feedlotter (penggemukan) di Sulawesi, Jawa Barat, Serang, Bandung, Jawa Timur, dan akan mengembangkan juga di Jawa Tengah. Dalam waktu dekat, perseroan akan berinvestasi kandang di Jawa Barat.

Arif menuturkan, baik di pembibitan maupun penggemukan Berdikari menerapkan sistem integrasi dengan menanam sorgum, indigo vera, serta tanaman hutan. Tanaman hutan mempunyai batang pohon yang besar, yang bisa dijual. Selain itu, pohon-pohon itu bisa memperbaiki agroklimat di sekitar area peternakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com