Sekretaris Perusahaan BRI Muhamad Ali mengungkapkan, naiknya penyaluran KUR lantaran akses nasabah makin mudah, baik secara infrastruktur maupun administratif.
"BRI sudah masuk ke jantungnya pengusaha mikro melalui Teras BRI di sentra-sentra perdagangan dan bisnis,” ujar Ali dalam keterangan resminya, Kamis (9/1/2014).
Ali mengatakan, potensi ini tak mungkin hanya digarap oleh Bank BRI sendirian. Peluang ini juga dapat digarap oleh perbankan lainnya, agar akses kredit ke masyarakat makin luas. Meski demikian, Bank BRI akan terus memperkuat askes dan layanan kepada pengusaha mikro.
“Misalnya, pedagang atau pengusaha kecil sekarang tidak perlu meninggalkan dagangannya. BRI akan melayani transaksi mereka secara langsung melalui electronic data capture (EDC),” ujar Ali.
Meski ekspansi KUR BRI cukup agresif, namun perseroan tetap berhasil mengelola kualitas kredit. Hal tersebut terlihat dari rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) yang hanya sebesar 1,61 persen.
“Ini juga menunjukan keberhasilan pembinaan perusahaan atas pelaku usaha mikro,” pungkas Ali.
KUR yang disalurkan BRI terbagi atas KUR Ritel sebesar Rp 17 triliun dengan jumlah debitur 99.000 dan KUR Mikro Rp 69,9 triliun dengan jumlah debitur sebanyak 9,1 Juta.