Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aset Asian Agri DiIimpahkan ke BUMN, Dahlan Senang

Kompas.com - 09/01/2014, 13:24 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Lahan perkebunan dari 14 anak perusahaan milik Asian Agri yang disita oleh Kejaksaan Agung (Kejagung) akan dikelola oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN), jika Asian Agri mangkir dari denda Rp 2,5 triliun yang ditenggat Februari 2014.

Menteri BUMN Dahlan Iskan menegaskan BUMN, dalam hal ini PT Perkebunan Nusantara siap mengelola lahan perkebunannya. Ia menilai ini merupakan terobosan dari Kejagung. BUMN pun sebut Dahlan siap menjalankan penugasan dari Kejagung, tanpa mencampuri proses hukum.

"Ini terobosan baru di bidang hukum yang dilaksanakan oleh Kejagung. Barang-barang sitaan itu tidak merosot dan (malah) terjaga dengan baik," ujarnya, di Jakarta, Kamis (9/1/2014).

Selama ini, lanjut Dahlan, barang-barang sitaan Kejakgung tak ada bekasnya. Namun, kini lahan perkebunan milik Asian Agri ini misalnya, akan tetap terjaga karena dikelola oleh BUMN.

Lebih lanjut ia mengatakan, dengan tetap beroperasinya perkebunan tersebut, maka karyawan bisa tetap bekerja. Demikian pula dengan pabrik-pabriknya.

"Kejagung jadi menyita aset Asian Agri, seluas 165 ribu hektar, dan belasan aset, jangan sampai itu terlantar. Untuk itu BUMN diminta kerjasama demi kelangsungan perusahaan," tukasnya.

Jaksa Agung, Hasan Basrief sebelumnya mengatakan, aset Asian Agri yang tuntas dilacak dan berhasil disita yakni aset di Provinsi Sumatera Utara seluas 37.800 hektar, Jambi seluas 31.488 hektar, dan Riau seluas 98.209 hektar.

Selain itu, terdapat 19 pabrik pengolahan di wilayah provinsi tersebut, ditambah 14 kantor operasi milik Asian Agri, dengan total lebih kurang Rp 5,3 triliun.

Berdasarkan keputusan MA tanggal 18 Desember 2012, Asian Agri dinyatakan kurang membayar pajak pada periode 2002-2005 senilai Rp 1,25 triliun dan denda Rp 1,25 triliun. Total yang harus dibayarkan Rp 2,5 triliun. Jika tidak dibayar, aset Asian Agri yang diantaranya 14 perusahaan kelapa sawit itu terancam disita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com