Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PT PAL Buat Kapal Perusak Kawal Rudal

Kompas.com - 16/01/2014, 09:20 WIB


SURABAYA, KOMPAS.com
- Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan, empat kapal perusak kawal rudal (PKR-105) yang dipesan dari PT PAL Indonesia akan digunakan untuk memperkuat armada kapal perang, terutama terkait pengamanan wilayah laut Indonesia. Dengan demikian, alat utama sistem persenjataan Indonesia cukup kuat menghadapi peperangan di atas laut.

”Kapal ini manfaatnya cukup besar. Bisa menjadi penggentar dan menjaga kekayaan laut kita. Perlu kapal yang cukup besar untuk bisa membangun satu efek penggentar,” ujar Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di sela-sela pemotongan logam baja pertama kapal PKR-105 di pabrik PT PAL Indonesia, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (15/1/2014).

Pemotongan besi sebagai tanda dimulainya produksi kapal PKR-105 ini turut dihadiri Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Marsetio, Direktur Utama PT PAL Indonesia Firmansyah Arifin, dan Chief Executive Officer Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS) Hein Van Amaiden.

Menurut Purnomo, kapal ini selain digunakan untuk pengamanan wilayah laut juga dipakai patroli menjaga kekayaan laut dari pencurian. ”Kalau kapal patroli mendapati pencuri ikan, (mereka) pasti ditangkap. Itu sudah otomatis,” kata Purnomo.

Purnomo menjelaskan, pembuatan kapal perang PKR-105 ini merupakan hasil kerja sama dengan DSNS melalui program alih teknologi. Pemerintah Indonesia membeli satu kapal PKR-105 seharga 220 juta dollar AS atau setara Rp 2,6 triliun. ”Pada tahun 2016, kapal PKR yang pertama semestinya sudah dapat terselesaikan,” ujar Purnomo.

Laksamana Marsetio mengatakan, kapal PKR-105 tersebut berfungsi untuk menghadapi peperangan di atas laut. Untuk itu, kapal ini memiliki rudal yang meluncur di permukaan air. ”Kapal ini juga mampu menghadapi peperangan dengan kapal selam,” ucap Marsetio.

Direktur Utama PT PAL Indonesia (Persero) Firmansyah Arifin mengatakan, pembuatan kapal PKR-105 ini melibatkan 240 personel, yang terdiri dari desainer, mekanik, dan teknisi. Saat ini, 75 personel di antaranya sudah dikirim ke Belanda untuk mengikuti program alih teknologi. (ILO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com