Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemodal Asing Kabur dari Thailand

Kompas.com - 20/01/2014, 13:59 WIB

BANGKOK, KOMPAS.com
 — Risiko default surat utang Pemerintah Thailand semakin tinggi lantaran aksi demonstrasi anti-pemerintah yang tak kunjung henti sejak Agustus 2013. Imbal hasil surat utang pemerintah negara tersebut juga melonjak karena banyak investor asing yang memilih kabur.

Salah satu investor asing yang kabur adalah Wells Fargo Inc. Perusahaan investasi yang berbasis di Amerika Serikat itu telah menarik dananya hingga 4 miliar dollar AS dari pasar modal dan pasar obligasi Thailand, terhitung sejak 31 Oktober 2013.

Selain itu, perusahaan investasi lainnya, seperti Pacific Investment Management Co, Goldman Sachs Group Inc, dan Kokusai Asset Management Co telah mengurangi kepemilikan obligasi Pemerintah Thailand sebelum demo besar-besaran pecah.

"Kami telah melepas semua obligasi Pemerintah Thailand pada akhir Desember 2013," ujar Lauren Van Biljon, analis Wells Fargo’s First International Advisors LLC Unit, London, sebagaimana dilansir dari Bloomberg, Senin (20/1/2014).

Guna mengakhiri aksi demonstrasi masal, pemerintahan PM Yingluck Shinawatra telah membubarkan parlemen pada bulan Desember 2013, dan bersiap menggelar pemilihan umum pada 2 Februari 2014.

Walau demikian, para demonstran tak menerima. Mereka menganggap pemilu yang akan digelar kemungkinan akan mengembalikan Yingluck pada posisinya saat ini. Yingluck dianggap sebagai perpanjangan tangan kakaknya di pengasingan, Thaksin Shinawatra, yang digulingkan oleh tentara pada tahun 2006.

Kondisi keamanan juga cukup mengkhawatirkan, setelah ledakan mengguncang sebuah lokasi unjuk rasa di Bangkok. Nilai tukar baht telah merosot, dan bank sentral diperkirakan akan memangkas suku bunga acuannya pekan ini.

"Kami melihat nilai tukar baht telah mengalami underweight sejak akhir tahun lalu karena demonstrasi yang berkepanjangan," ujar Tatsuya Higuchi, Manajer Keuangan Kokusai Asset, Tokyo. Menurutnya, Pemerintah Thailand tak memiliki dukungan fiskal karena kondisi politik dalam kekacauan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Whats New
Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Earn Smart
Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Whats New
Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Whats New
Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com